Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Departemen Lingkungan PT Agincourt Resources (PTAR) terus mulai meningkatkan kapasitas produksi bibit tanaman di Nursery (area pembibitan) dengan meningkatjan fasilitas kawasan Nursery.
Kawasan Nursery PTAR yang berada di atas areal seluas satu hektar merupakan kawasan fasilitas pembibitan dalam upaya penopang reklamasi perusahaan di pasca tambang, yang dilengkapi dengan laboratorium lenelitian dan rumah kaca.
Di kawasan nursery tersebut, ada sekitar 50.000 bibit tanaman dari 40 jenis tanaman lokal yang masih dalam proses persemaian dan 30.000 bibit siap dibiakkan pada area Nursery tersebut.
Jenis-jenis bibit tanaman yang disediakan di area tersebut bervariasi, mulai dari tanaman lokal, non-lokal, creeper species, hingga jenis-jenis tanaman hutan lainnya, yang nantinya akan di tanam di areal reklamasi.
Baca Juga: Tim Pemenangan Paslon Bupati Tapsel Gus Irawan Pasaribu - Syahbuddin Ritonga Segera Dikukuhkan
Supervisor-Environmental Rehabilitation PTAR, Mahyu Dharsono, didampingi staf Departemen Lingkungan PTAR Agustina Hutapea menjelaskan, area Nursery ini dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan bibit tanaman untuk kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang, seiring dengan rencana ekspansi dan pengembangan kegiatan penambangan ke depannya.
Untuk bibit di fasilitas pembibitan ini, pihaknya mengambil anakan dan biji-bijian tanaman hutan yang ada di hutan areal tambang dan mendapat suplai bibit dari masyarakat lokal seperti, benih tabaman buah-buahan, kemudian disemaikan dan dikecambahkan di fasilitas pembibitan.
"Sari 3 sumber benih yang diperoleh tersebut, hingga Agustus 2024, di fasilitas pembibitan PTAR telah tersedia 50.000 bibit tanaman yang disemaikan dan untuk stok siap tanam ada srkira 30.000 tanaman dari 40 jenis tananan," kata Mahyu kepada wartawan, yang melakukan peninjauan, Kamis (26/9/2024).
Menurutnya, pada prinsipnya, penanaman di areal reklamasi yang diutamakan terlebih dahilu adalah tanaman pionir untuk melindungi tanaman lokal. Tanaman pioner ini antara lain, Sengon, Trembesi, hingga Gemelina. Sedangkan tanaman lokalnya ada kacang-kacangan, buah-buahan, dan lain sebagainya.
"Untuk jarak tanaman pelindung atau pionir ini, biasanya berjarak 3x3 meter yakni, diantara bibit pionir ini disisip dengan tanaman lokal. Saat ini, total ada 53 hektare yang ditanam di area reklamasi, begitu juga area konservasi pihaknya juga melakukan pengembangan penanaman di sana," terangnya.
Selain pengembangbiakan bibit tananan untuk reklamasi lahan, Fasilitas nursery juga dilengkapi menyediakan laboraturium penelitian atau laboratorium mikrobiologi, mikoriza (jamur) untuk tanaman reklamasi.