Dukung Program TMMD, Warga di Pematangsiantar Hibahkan Tanahnya untuk Akses Jalan Penghubung

photo author
- Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:17 WIB
beberapa warga yang ikhlas menghibahkan tanahnya untuk kepentingan umum dalam program TMMD Kodim 0207/Sml  (Realitasonline.id/ RH)
beberapa warga yang ikhlas menghibahkan tanahnya untuk kepentingan umum dalam program TMMD Kodim 0207/Sml (Realitasonline.id/ RH)

Realitasonline.id - Pematangsiantar | Demi terwujudnya pembangunan yang merata hingga pelosok desa, warga dengan sukarela menghibahkan tanahnya. Melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122, jalan penghubung 2 desa dibuka di Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba.

Seperti diungkapkan beberapa warga pemilik lahan, ia rela menghibahkan tanahnya dalam rangka mendukung percepatan pembangunan melalui TMMD tahun 2024. Meski diatas lahannya ada tanaman produktif seperti pinang dan ubi.

"Demi terbukanya akses jalan dan untuk kepentingan umum menghubungkan 2 desa sebagai akses layanan publik, saya merelakan lahan saya yang terkena dalam program tersebut," kata Golan Simanjuntak (41) warga Jalan Rindung Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar, Kamis (24/10/2024).

 

Baca Juga: Dukung Satika-Sarlandy, Ketua DPP PDIP Sukur Nababan: Kabupaten Taput Harus Dipimpin Sosok Bersih dan Jujur

 

Menurut Golan, sudah puluhan tahun masyarakat tidak mempunyai akses jalan. Bahkan untuk mengangkut hasil pertanian harus dipundak. Jadi pembangunan jalan Rindung sudah sangat diimpikan masyarakat.

"Wah sebelumnya kami sangat kesusahan untuk mengangkut hasil tani kami, bahkan sebelumnya kita sifatnya numpang , ya permisi dari lahan-lahan tetangga, yang namanya permisi dari lahan tetangga untuk mengangkat hasil panen kan sangat-sangat tidak baik untuk jangka panjang," jelas Golan.

 

Baca Juga: Dugaan Pungli di Batu Bara: Pejabat Berkompeten dan Dinas Pendidikan Saling Lempar Tanggung Jawab

Hal senada dikatakan Barnabas Rumapea dan Saidi, sulitnya mengangkut hasil panen sehingga harus meng-upahkan kepada jasa pengangkut agar hasil panen mereka dapat terjual. Sehingga pendapatan berkurang karena harus membayar jasa angkut.

"Ya kami terkadang memakai jasa angkut untuk membawa hasil panen kami, dan itu harus dilakukan karena akses jalan memang tidak memadai dan terlebih jika hujan turun jalanya sangat sangat buruk sulit untuk dilalui. Sehingga pendapatan kami menjadi terbagi yang harusnya hasil panen utuh, ini jadi berbagi kepada tukang jasa angkut," kata Saidi.

 

Baca Juga: BRI Service Excellence Competition 2024 Regional Office Medan Kembali Digelar

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X