Realitasonline.id - Madina | Setelah keluar dari ruangan direktur RSUD Panyabungan Mandailing Natal (Madina) suami pasien yang meninggal diduga akibat penelantaran mengakui sempat dimintai mohon maaf.
"Dari awal laporan masuk angin, tahunya ada infeksi saluran kemih itu kata dr Sapran namun mereka juga mengakui ada kelalaian dalam menangani istri saya dan mereka meminta maaf," kata Sairin Rangkuti Suami Pasien diduga korban penelantaran katanya kepada wartawan, Senin (19/05/2025) usai keluar dari ruangan direktur RSUD Panyabungan.
Sairin Rangkuti mengaku menyebutkan didepan Dirut RSUD Panyabungan sangat kecewa dalam menangani pasien seperti yang dialami almarhum istrinya.
Baca Juga: Bupati Syah Afandin Dorong Kemandirian Benih Padi di Langkat, Panen Inpari 33 Sukses
Dia juga menyebutkan dirinya datang ke Dirut RSUD Panyabungan dalam memenuhi bukan untuk mencari uang karena disebutnya meski bagaimanapun istrinya yang meninggal dunia tak kembali lagi.
"Sempat kesal bercampur emosi dan aku tahan emosiku didepan saudara Sahminan Rangkuti tadi yang mengaku sebagai dewan pengawas Rumah Sakit ia sempat mengungkit-ungkit kematian istriku akan tetapi saya bantah saya ingin klarifikasi proses penanganan istri saya bukan kematian istri saya," ucapnya.
Sairin Rangkuti mengakui dirinya sangat kecewa dan menyesal membawa istrinya kerumah sakit umum daerah Panyabungan Madina karena melihat dan mengingat perlakuan pihak rumah sakit kepada almarhum istrinya sebelumnya.
"Menyesal membawa istri saya kerumah sakit ini, kemudian saya berharap dan ingin agar kejadian yang dialami istri saya kedepan tidak ada lagi," lirihnya.
Di tempat terpisah, dr Sapran yang menangani almarhum istrinya sebelumnya dan dr Rusli Pulungan direktur RSUD Panyabungan seperti menghindari konfirmasi wartawan saat ditanya langsung ke security, dirut RSUD mengakui masih rapat padahal Sairin dan saudaranya baru saja keluar dari ruangan tersebut.