Tim Dokkes Polresta Deliserdang memastikan seluruh jemaah dalam keadaan sehat, meski 10 di antaranya membutuhkan bantuan kursi roda.
Setelah evakuasi penumpang, proses pemeriksaan dilanjutkan terhadap bagasi dan kargo pesawat.
Sebanyak 634 koli diperiksa secara detail menggunakan x-ray oleh tim gabungan dari Satbrimob, Bea Cukai, dan otoritas bandara. Pukul 16.30 WIB, pesawat dinyatakan aman secara menyeluruh.
Plt Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi Nugroho Jati mengapresiasi koordinasi lintas instansi yang sangat solid.
“Begitu informasi kami terima, seluruh tim langsung siaga. Dalam waktu singkat, evakuasi dan penyisiran selesai dengan tuntas. Penumpang kini telah diinapkan di hotel, dan pesawat direncanakan berangkat kembali Minggu dini hari,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Kantor Otoritas Penerbangan Wilayah II Medan, Asri Santosa menegaskan bahwa keputusan mendarat darurat di Kualanamu merupakan prosedur keamanan yang diambil oleh kapten setelah mendapat info ancaman dari ATC Oman dan India.
“Komunikasi yang diterima berupa radio speech ground-to-ground tanpa nomor identifikasi, hanya menyebutkan negara. Meski belum bisa dipastikan motifnya, langkah pengamanan harus diambil maksimal. Dan itu berhasil dilakukan dengan sangat baik oleh jajaran aparat,” ungkap Asri.
Insiden ini sempat menyebabkan keterlambatan 21 penerbangan domestik dan internasional antara 15 menit hingga 2 jam.
Namun demikian, penanganan yang sigap dan profesional dari aparat keamanan, otoritas bandara, dan seluruh instansi terkait menjadi bukti kesiapan Indonesia dalam menghadapi potensi ancaman terhadap keselamatan penerbangan.(Ogek Tanjung)