Dinas Pendidikan Larang Siswa SMA dan SMK Ikut Demo di Deli Serdang

photo author
- Selasa, 2 September 2025 | 07:13 WIB
Siswa siswi SMA.(Ilustrasi) (Realitasonline.id/zul)
Siswa siswi SMA.(Ilustrasi) (Realitasonline.id/zul)

 

realitasonline.id - Lubuk Pakam l Dinas Pendidikan Sumatera Utara melalui
Cabang Dinas Pendidikan Deli Serdang, melarang siswa ikut demo yang digelar per 1 September 2025.

Pihak sekolah  melakukan pemantauan ke sekolah-sekolah di wilayahnya. Sehingga diharapkan siswa SMA dan SMK tidak ikut demonstrasi.

Himbauan dipertegas kepada seluruh kepala SMA dan SMK di Cabang Dinas Pendidikan Deli Serdang untuk mengawasi dan memantau anak-anak murid agar tidak mengikuti demo pada hari ini.

Baca Juga: Yuda Perdana Siswa SMA Jaya Krama Beringin Deli Serdang Raih Golden Tiket Duta Wastra Sumut

“Hal ini dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan, serta menjaga proses belajar-mengajar di sekolah berjalan lancar,” ujar Kepala SMK dan SMA swasta Jaya Krama Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Misnah MPd, saat dikonfirmasi dan membenarkan pihak dinas melalui sekolah melarang siswa ikut demo, Senin (1/9/2025).

Informasi diperoleh yang beredar dikalangan pelajar SMA dan SMK, bahwa ajakan demo dijanjikan bayaran Rp 100.000 per orang. Namun para siswa tersebut tidak mengenal orang yang mengajaknya ikut demo tersebut.

Salah satu siswa SMA, Budi – bukan nama aslinya, membenarkan janji uang Rp 100.000 ribu tersebut jika ikut demo.

Baca Juga: 37 Siswa SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Lulus PTN Jalur Undangan

Menurut Budi, pemerintah berlebihan mengawasi mereka. “Kemarin sore, ada surat edaran diteruskan ke grup WhatsApp murid. Lalu orang tua menyampaikan ke anaknya masing-masing,” ujar Budi.

Pelajar berseragam putih abu ini merasa heran, mengapa pemerintah melarang siswa SMA dan SMK untuk mengikuti aksi. Mengikuti demonstrasi, bagi Budi, adalah sebagai sarana untuk menyuarakan pendapat dan melawan ketidakadilan.

“Kami sampai turun ke jalan, artinya keadaan sudah genting. Kekuasaan sudah terlalu semena-mena,” kata pelajar SMA di Lubuk Pakam.

Baca Juga: Ponsel Disita Siswa SMA Negeri 7 Kota Binjai Unjuk Rasa, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Dia juga mempertanyakan apa yang ia pelajari di sekolah agar siswa berpikir kritis ternyata tak bisa diimplementasikan di dunia nyata. Saat siswa berpikir kritis, Budi merasa justru pemikiran itu dianggap berbahaya.

“Kami diajari kritis dalam bernegara. Tetapi ketika ada hal seperti ini, kami malah dilarang dan dibungkam,”tutur Iwan, pelajar SMK di Lubuk Pakam yang merupakan teman Budi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mery Ismail

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X