Realitasonline.id - Pematangsiantar | Periode Agustus 2025, tekanan inflasi di Kota Pematangsiantar masih tinggi. Dengan capaian inflasi sebesar 1,21% (mtm) dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,79% (mtm).
Selain itu, Kabupaten Labuhanbatu pada Agustus 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,09% (mtm), mengalami lonjakan peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami inflasi 0,43% (mtm). Kondisi tersebut, akibat dari kenaikan harga dari beberapa komoditas pangan strategis. Diantaranya, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit.
Demikian diinformasikan Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar kepda media, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Kendalikan Inflasi dan Akselerasi ETPD di Sumut. Pemprov Sumut Minta Pemkab/Pemko Lakukan Ini
Kenaikan harga 3 komoditas hortikultura dimaksud dikarenakan pasokan yang terbatas di wilayah Sumatera Utara karena kondisi kemarau yang masih berjalan, khususnya di wilayah sentra produksi seperti Simalungun, Karo dan Batubara.
Secara keseluruhan, kombinasi dari faktor cuaca, biaya produksi, dan ketidakseimbangan pasokan-permintaan menjadi pemicu utama inflasi di bulan Agustus. Selain bawang nerah, bawang putih dan cabai rawit, juga komoditas ayam ras ikut andil inflasi bulan Agustus 2025. Sedangkan harga jeruk, tomat dan sawi hijau menjadi andil deflasi di Kota Pematangsiantar.
Dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Pematangsiantar, dilaksanakan langkah strategis yang sudah terjadwal. Kegiatan Pelaksanaan Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di SISIBATASLABUHAN yang merupakan 8 Kabupaten/kota wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar, meliputi (Siantar, Simalungun, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Labuhan Batu, Labura dan Labusel).
Baca Juga: Kendalikan Inflasi dan Akselerasi ETPD, Pemprov Sumut Minta Pemkab Pemko Lakukan Ini
Pelaksanaan Pasar Murah dan GPM di 75 titik menjadi solusi jangka pendek untuk menjaga harga tetap terkendali. Ditambah promo dari Tim SP Bank Indonesia, jika melakukan transaksi dengan menggunakan QRIS pada saat Pasar Murah dan GPM di wilayah Kota Pematangsiantar, akan diberikan souvenir Bawang merah dan Cabai merah.
"Ke depan, kegiatan ini akan terus dilakukan dengan solusi mid term guna menjalin Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk memenuhi pasokan di wilayah SISIBATASLABUHAN," kata unit kehumasan.
Selain itu, juga dilaksanakan pelaksanaan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Untuk memperkuat ekonomi keluarga dengan mengurangi belanja harian dan membuka peluang usaha dari hasil panen. Di Pematangsiantar, telah dilakukan pelatihan kepada 10 kelompok wanita tani (KWT) dengan komoditas hortikultura sebagai upaya mendorong kemandirian pangan masyarakat.
Selanjutnya akan dilakukan perlombaan kepada 10 KWT dimaksud untuk penanaman 4 komoditas, yakni Tomat, Cabai Merah, Terong dan Pak Coy serta penilaian kondisi eksisting P2L di masing-masing KWT. Bank Indonesia bersama pemerintah daerah juga juga telah melaksanakan high level meeting (HLM) TPID Kota Pematangsiantar yang dihadiri langsung oleh Walikota Pematangsiantar.
Hasilnya , disepakati untuk terus melakukan Kegiatan Pasar Murah dan GPM pada hari Senin dan Selasa setiap minggunya, penelusuran KAD untuk memenuhi pasokan serta menciptakan warung tekan inflasi di sekitar pasar tradisional untuk menciptakan kestabilan harga melalui efek psikologis kepada pemasok barang di pasar tradisional.