Realitasonline.id - TAPUT | Tak ada niat untuk wawancara dengan Kepala BNPB Suharyanto, hanya menghargai ajakan Bupati Taput Jonius TP Hutabarat (JTP) sejumlah jurnalis sabar menunggu untuk melakukan wawancara doorstop (wawancara cegat).
Selepas menyampaikan informasi penting terkait langkah-langkah yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri terkait bencana banjir dan longsor di wilayah Taput kepada sejumlah jurnalis, Bupati JTP Hutabarat menginformasikan kehadiran Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto.
"Silahkan nanti teman media wawancara dengan Kepala BNPB ," ajak JTP Hutabarat.
Baca Juga: Bupati Langkat Syah Afandin Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir
Tak berselang lama, siang itu hari kedua pasca bencana, Kepala BNPB tiba di pelataran kantor bupati, seterusnya menuju kantor bupati melakukan pertemuan dengan nupati dan beberapa instansi terkait.
Wartawan hampir dua jam menunggu untuk wawancara dengan Kepala BNPB sebagai memenuhi ajakan Bupati Taput.
Melangkah dan berada di pelataran pintu utama kantor bupati, wartawan mencoba melakukan wawancara doorstop dengan Kepala BNPB.
Sejumlah wartawan dengan optimistis mencoba mendekat dan seorang teman jurnalis menyapa mengatakan maksud minta keterangan terkait bencana alam di Taput.
Baca Juga: Bupati Langkat Syah Afandin Respon Cepat Tanggapi Banjir di 9 Kecamatan
Ehhh, jujur aku katakan, beliau kurang respon, seuntai kata terdengar kuping, "wawancara apa" ujarnya sambil berlalu melangkah masuk ke mobil meninggalkan kompleks kantor bupati.
Kami wartawan hanya diam dan bingung dan pastinya menggerutu, kesal atas sikap yang kurang menghargai profesi wartawan.
Eehh kalau bukan karena menghargai Bupati Taput JTP, sampai menunggu lama, memang dari awal tak ada niatan wawancara dengan Kepala BNPB, gerutu teman dengan kesal,termasuk aku pastinya.
Baca Juga: Polres Pakpak Bharat Salurkan Bantuan Sembako Kepada Warga Terdampak Longsor
Akhirnya kami bubar beranjak dari kompleks kantor bupati dengan perasaan dongkol kesal atas sikap Kepala BNPB Suharyanto yang tidak menghargai wartawan daerah, yang mungkin tak kalah jago dari wartawan pusat menyajikan berita -berita spesifik.