BERASTAGI - Realitasonline | Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Balita (AKB ) dan Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Kabupaten Karo relatif lebih rendah bila dibandingkan persentase Angka Kematian Balita dan Angka Kematian Ibu (AKI) untuk tingkat propinsi maupun tingkat nasional.
Hal itu diungkapkan Bupati Karo, Terkelin Brahmana, SH saat membuka Lokakarya Kampanye Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir yang digelar USAID Jalin, Jumat (24/5) di Hotel Mickie Holiday Resort, Berastagi.
Hadir pada kesempatan itu antara lain Kepala Bappeda Karo Ir Nasib Sianturi, Msi, Kepala Dinas Kesehatan Karo, drg Irna Safrina S Meliala, MKes. Selanjutnya peserta terdiri dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), MUI, FKUB, PKK, KNPI, tokoh-tokoh masyarakat, dinas kesehatan dari 4 kabupaten, yakni Kabupaten Karo, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan dan Samosir.
Menurut Terkelin Brahmana ABI dan AKI merupakan indikator keberhasilan tingkat kesehatan masyarakat baik tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun nasional.
Dikatakan, rendahnya angka kematian ibu baru melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan di Kabupaten Karo menjadi perhatian Kementerian Kesehatan RI.
“Dari Kemenkes RI lah saya dapat informasi bahwa angka kematian ibu baru melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan di Kabupaten Karo tergolong rendah secara nasional,” jelas Bupati.
Terkelin Brahmana menyebutkan kondisi tersebut dimungkinkan akibat masih melekatnya atau diwarisinya tradisi-tradisi lama hingga sekarang yakni setiap ibu yang baru melahirkan mengggunakan rempah- rempah alami (istilah bahasa Karo = disembur atau dikuningi red).
“Saat persalinan hingga beberapa bulan usai melahirkan, ibu dan bayi di Kabupaten Karo dirawat dengan baik dan memiliki tradisi kuat menggunakan rempah-rempah. Demikian juga saat mandi, baik ibu maupun bayi menggunakan rempah-rempah termasuk makanan pun sangat dijaga dengan menggunakan rempah-rempah seperti lada yang ditumbuk halus,” ungkapnya.