" Masyarakat masih memandang biaya sekolah atau pendidikan terlalu besar dan dianggap mengganggu pada biaya lainnya. Kemudian tidak ada jaminan setelah lulus kuliah langsung dapat bekerja. inilah paradigma yang tidak tepat, " jelasnya.
Selain itu katanya, dari lingkungan pengelola pendidikan sendiri, lebih cenderung mengutamakan kuantitas dari pada kualitas. Padahal seharusnya pendidikan harus dimaknai sebagai jalan untuk āmemanusiakan manusia' agar masa depan generasi lebih baik.
" Jika tujuan utama pendidikan hanya sebatas memperoleh ijazah semata, maka makna dan urgensi pendidikan yang paling haqiqi tidak tercapai dan sejatinya pendidikan harus dijadikan sebagai kebutuhan utama atau primer, " harapnya.
Perlu diketahui jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang di wisuda sebanyak 330 orang, terdiri dari, 13 mahasiswa Prodi Bahad Indonesia, 11 orang Prodi Bahasa Inggiris, 13 orang Prodi PPKn, 54 orang Prodi Ekonomi, 11 orang Prodi Matematika, 7 orang Prodi Biologi.
Kemudian 4 orang Prodi Fisika, 5 orang Prodi Kimia, 59 orang Prodi Bimbingan Konseling, 69 orang Prodi Administrasi Publik, 58 orang Prodi Hukum, 22 orang Prodi Agro teknologi serta 4 orang Prodi Peternakan. (RI)