Nias - Realitasonline | Aktivitas penambangan pasir liar oleh sejumlah warga dikawasan hutan lindung tepatnya dibawah jembatan Muzoi di Desa Ombolata Sisarahili, Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Umur layanan jembatan dikhawatirkan singkat yang berakibat terganggunya aktifitas transportasi masyarakat, saat mengangkut hasil bumi untuk di pasarkan dikawasan pasar strategis.
Dikawasan tersebut sejumlah warga aktif melakukan penambangan material diperkirakan mencapai puluhan tahun. Persisnya dibawah jembatan Muzoi, hal ini jelas ilegal.
Informasi berhasil dihimpun, sejauh ini, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias belum pernah menerima pengajuan permohonan izin dari warga terkait pemanfaatan ruang. Dikatakan Kadis PUPR Nias, meskipun ada permohonan, pastinya tidak dapat diakomodir, sebab kawasan dimaksud adalah jalur hijau jembatan, Sipadan sungai dan kawasan hutan lindung sebagaimana telah ditetapkan berdasarkan undang-undang tentang hutan dan kehutanan.
Ditambahkannya bahwa kawasan dimaksud belum tentu termasuk kawasan budidaya. Sejauh ini dulu, sepengetahuan kami, kawasan tersebut adalah kawasan yang dilindungi. Untuk itu kita berharap adanya kesadaran masyarakat untuk tidak mengambil pasir dibawah jembatan" Kata Nuzlan Musfi Kepala Dinas PU Kabupaten Nias saat ditemui wartawan, (9/3) di Kantornya.
Sementara, Mantan Kepala Desa Ombolata Sisarahili yang dihubungi wartawan, (12/3) via selular membenarkan jika wilayah tersebut kawasan hutan lindung.
Untuk diketahui, penambangan yang dilakukan sejumlah warga dibawah jembatan Muzoi, sejumlah perwakilan warga dan Kepala Desa pada bulan Desember 2019 lalu menyurati Pemerintah Kabupaten Nias dan unsur Muspika meminta agar melakukan penertiban terhadap para penambang. Namun hingga saat ini belum ada penindakan yang dilakukan selain himbauan.
