“Ayat tersebut dipilih agar para peserta diharapkan mampu menggambarkan kenikmatan Tuhan yang diberikan pada kita lewat media gambar. Pasti mereka akan memandang dengan cara yang berbeda," tambahnya.
Untuk diketahui, kaligrafi kontemporer adalah istilah atau sebutan untuk sebuah karya yang lepas dari kaedah dan bentuk huruf yang baku atau “menyimpang” dari rumus-rumus dasar kaligrafi yang merupakan bentuk manifestasi gagasan dalam wujud visual.
Untuk mengerjakan lukisan kaligrafi kontemporer, para peserta pun diberikan waktu selama 6 jam. Kebanyakan peserta menggunakan gambar makhluk hidup, seperti hewan atau bentuk bunga dalam lukisannya.
Menurut Mira Mustika, salah seorang kafilah asal Tebing Tinggi yang pernah menjadi Juara Kedua MTQ Tingkat Nasional 2018, bahwa MTQ tahun ini lebih beragam pesertanya. "Banyak peserta yang bagus-bagus, tapi yang menjadi kendalanya adalah waktu yang dipercepat. Biasanya untuk menghasilkan karya, dibutuhkan waktu minimal 8 jam," ujarnya.
Tidak hanya sekedar hobi, lukisan kaligrafi kontemporer juga bisa menjadi bisnis yang bernilai ekonomis.
"Kaligrafi kontemporer semakin diminati kalangan pelukis, santri dan peserta Musabaqah Kaligrafi Quran (MKQ) karena mengasyikkan dan juga menjadi lapangan usaha yang semakin menguntungkan. Untuk satu lukisan saja, saya bisa menjual hingga Rp800.000," tambahnya.
Dikatakannya, untuk melatih agar lukisannya tetap bagus, Mira selalu meluangkan waktu setelah pulang kerja untuk berlatih. "Sepulang kerja saya luangkan waktu untuk mengasah kemampuan, karena saya punya target untuk memenangkan tingkat nasional," harapnya. (AL)