"Talenta itu pemberian Allah SWT. Tetapi ini lebih kepada mental peserta. Untuk itu ke depan, saya minta dipersiapkan orang-orang pelatih psikologi. Karena hebat pun dia, kalau mentalnya kalah, kemampuannya bisa tidak keluar semua," jelas Edy Rahmayadi.
Baca juga: Bunda PAUD Sumut Tekankan Pentingnya Kolaborasi IGTKI
Persiapan kedua, lanjut Edy, adalah kekuatan yang berkaitan dengan suara. Karena penilaian juri yang utama adalah bacaan melalui suara peserta. Sehingga nada yang panjang dan indah biasanya mempengaruhi penilaian, terutama cabang tilawah.
"Yang terakhir adalah daya tahan tubuh. Seperti pada ajang STQH di Ternate nanti, jarak tempuhnya cukup jauh, bisa perjalanan 5 jam sampai ke sana menggunakan pesawat. Belum lagi cuaca (iklim) yang berbeda dari tempat kita. Jangan lupa berolahraga, karena itu penting," pesan Gubernur.
Sebagai penutup, Gubernur pun merasa bangga karena dari proses pencarian potensi yang dilakukan LPTQ Sumut selama ini, menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari 20 Cabang yang diperlombakan, sebanyak 16 cabang dimenangkan oleh peserta pendatang baru. Bahkan untuk cabang Tahfidz 30 Juz, diraih anak usia 12 tahun Asal Langkat dengan nilai 100.
Senada dengan itu, Ketua LPTQ Sumut Asren Nasuiton menyampaikan terima kasih atas dukungan dari semua pihak untuk pelaksanaan STQH kali ini. Adapun pemenang dengan wajah baru, sesuai arahan dari Gubernur untuk mendalami potensi bakat yang selama ini belum muncul.
"Sebagaiama arahan Pak Gubernur, kita terus berkoordinasi dengan LPTQ dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mencari bakat-bakat dan hasilnya, banyak wajah baru yang selama ini belum terlihat. Bahkan mengalahkan beberapa juara pada STQH tahun lalu," kata Asren.
Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkan diri dan para peserta untuk mengikuti kompetisi STQH tingkat nasional pada 2 Oktober mendatang. Setidaknya, ada waktu tiga bulan untuk melatih para qori/qoriah dan hafiz/hafizah.