"Saya takut nantinya seperti kakak yang tamat dari STAKPN tidak diterima sebagai pendeta di salah satu Gereja karena belum ada kerjasama. Makanya saya memilih ke STT Abdi Sabda karena lulusannya terjamin diterima di berbagai denominasi gereja," bebernya.
Karena tidak diterima, Halimah mengungkapkan Kakaknya terpaksa mengambil Akta IV agar bisa mengajar di TK.
" Kakak saya terpaksa kuliah lagi ngambil Akta IV agar bisa mengajar di TK, dan saya tidak mau seperti kejadian Kakak saya," pungkasnya.
Senada juga dikatakan temannya boru Simaremare yang memilih kuliah di Universitas Maritim Ali Haji (Umrah) di Kepulauan Riau (Kepri).
" Saya sudah memutuskan kuliah disana walaupun ada kampus IAKN disini," tukasnya.
Terpisah, Plh Rektor IAKN Lustani Samosir, Jumat (18/6) via Whatsapp saat dikonfirmasi membantah kampusnya tidak ada menjalin kerjasama dengan Denominasi Gereja.
Bahkan sejak angkatan pertama yakni tahun 1999 masih STAKPN Tarutung, Wakil Rektor I tersebut menyebutkan alumni 2004 sudah banyak menjadi pendeta Resort di BNKP, HKI, GKPI, KGPPD, GMB, GPP dan lainnya.
" Sudah banyak alumni kita jadi Pendeta di berbagai Denominasi Gereja, dan penerimaan mahasiswa baru tahun ini kita sudah lampirkan di brosur kemana nantinya alumni kita bisa mengaplikasikan ilmunya," pungkasnya. (AS)