"Kalau ada rakyat yang membutuhkan bantuan seperti ternak, saya siap bantu. Bisa beternak ayam, saya akan siapkan bantuannya. Kemudian apa yang menjadi unggulan di desanya, itu diberdayakan. Misalnya komoditi apa yang masih rendah, itu bisa ditingkatkan," jelas Edy.
Edy pun mengaitkan antara pendidikan dan pengelolaan pemerintah dengan konsep pemberdayaan masyarakat, sebagai satu tujuan yang sama. Yakni bagaimana Kepala Desa mendorong warganya untuk sadar pentingnya pendidikan, agar pengelolaan sumber daya alam yang menjadi unggulan bisa berjalan baik dan efektif.
"Kalau sumber daya alam kita banyak, bagaimana bisa mengelolanya dengan baik. Untuk itu, Kepala Desa harus mengayomi warganya, agar pendidikan menjadi maju, untuk bisa memanfaatkan potensi alam yang ada demi kesejahteraan rakyat," jelasnya.
Sementara Bupati Nias Ya'atulo Gulo bersama Wakil Bupati Arota Lase menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur yang memberikan perhatian penting bagi perkembangan pembangunan di Kepulauan Nias. Pihaknya mengaku optimis, jika Pemerintah Provinsi sebagai perwakilan pemerintah pusat memprioritaskan pengembangan potensi yang ada di daerahnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumut Aspan Sofian menyebutkan, selama masa pandemi, alokasi anggaran di desa diprioritaskan kepada penanganan Covid-19 serta pemulihan ekonomi melalui revitalisasi dan pembangunan BUMDes, yang memberdayakan masyarakat.
"Dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki desa masing-masing, bagaimana memprogramkan pembangunan berkelanjutan demi kesejahteraan. Mengacu pada indeks desa membangun (IDM) masing-masing desa," ujar Aspan.
Pemanfaatan potensi desa tersebut, lanjutnya, sesuai harapan Gubernur, dapat memulihkan perekonomian yang sedang menurun saat ini. Sebagaimana dicontohkan dari beberapa daerah, dimana pemerintah desanya mampu menghasilkan pendapatan dari berbagai sektor, seperti pertanian atau pariwisata. (AL)