MEDAN - realitasonline.id | Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah membantu upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas madu Trigona pada Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak.
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen UMN Al Washliyah atas dukungan Kemendikbud Ristekdikti dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) memberikan bantuan berupa alat pemanen dan pengemas madu serta perangkat pagar kejut listrik kepada Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak di Dusun Batu Katak Desa Batu Jong Jong Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Ketua panitia sosialisasi Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi UMN Al Washliyah Yayuk Yuliana SE MSi di Medan, Rabu (4/8/2021), menyampaikan persoalan yang dihadapi kelompok Budidaya Trigona Batu Katak adalah masalah produksi meliputi keterbatasan peralatan yang dimiliki petani seperti belum memadainya alat pemanen madu, belum memadai alat pengemas madu sehingga kualitas madu belum bisa terjamin, dan juga adanya serangan beruang dan monyet yang merusak stup-stup madu (kotak tempat sarang lebah) sehingga kapasitas produksi menurun.
Ditutupnya Ekowisata di seluruh Kabupaten Langkat pada pertengahan Maret 2020 karena pandemi COVID-19 berdampak langsung terhadap pendapatan masyarakat Dusun Batu Katak. Namun, kondisi ini menjadi peluang emas bagi Kelengi Sitepu yang telah membudidayakan lebah madu dari jenis Trigona sp. Masyarakat umumnya menyebut Benben (Karo). Kelengi Sitepu dan beberapa warga kemudian membentuk Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak tahun 2017, sebut Yayuk.
Melalui program kemitraan dan sosialisasi pengabdian masyarakat untuk pengembangan kelompok Budidaya Trigona Batu Katak, tim pengabdian masyarakat Fakultas Ekonomi UMN Al Washliyah terdiri Yayuk Yuliana SE MSi, Minda Sari Lubis SFarm MSi dan Vera Kristiana SPd MPd memberikan bantuan alat pemanen madu dan perangkat pengaman lokasi budidaya Trigona secara elektrik (pagar kejut listrik ringan).
Pelaksana turun langsung ke masyarakat dengan protokol kesehatan yang sudah ditentukan seperti tetap melakukan jaga jarak, menggunakan masker, dan protokol kesehatan lainnya.
Dikatakan Yayuk, dalam hasil observasi yang dilakukan, pihaknya menemukan kelemahan Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak ini dalam hal produksi yang masih dilakukan secara manual, adanya serangan beruang dan monyet pada stup, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah produksi dan harga jual tinggi. Dengan adanya bantuan teknologi berupa alat pemanen madu dan perangkat pengaman lokasi budidaya trigona diharapkan biaya produksi bisa diminimalisir.