" Ada tiga desa yakni Parbajutoruan, Hapoltahan, Sosunggulon dan Kelurahan Partalitoruan yang terdampak akibat rusaknya jembatan tersebut. Selain pemukiman penduduk yang berada di seberang, pekuburan milik masyarakat juga terdapat disana," tambahnya.
Tohom berharap bila nantinya Jembatan itu dibangun kiranya konstruksinya bisa dilalui roda empat.
" Kalau lahan untuk pelepasan warga sudah mau merelakan, bagaimanapun jembatan ini sangat vital bagi warga," pungkasnya.
Hendrik Hutabarat , seorang warga sekitar menceritakan pada awal era 1970 -an jembatan sudah dibangun. memang lokasi ini sangat ramai dikunjungi sejak dulu.
"Memang objeknya menarik, apalagi ketika itu belum banyak destinasi wisata di Silindung dan sekitarnya.
"Hingga sekarang pun memang masih ada pengunjung, tetapi tidak seramai waktu lalu," terangnya.
Setelah lebih kurang 30 tahun berlalu masa emasnya, lokasi ini memang masih tetap bertahan sebagai destinasi hingga tahun memasuki era tahun 2000-an, tetapi perlahan mulai tergerus dengan munculnya destinasi lainya di wilayah Tapanuli.
Kepala Dinas PUPR Taput Dalan Simanjuntak menjelaskan, pihaknya saat ini masih memikirkan langkah tepat terhadap pemulihan dan perbaikan jembatan.