"Bocah Kebon dari Deli" Menarik Perhatian Gubsu Edy

photo author
- Sabtu, 18 September 2021 | 00:39 WIB
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengikuti acara bedah buku ‘Bocah Kebon dari Deli’ yang merupakan buku biografi Prof Dr Supandi SH MHum, secara virtual, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Jumat (17/9/2021).
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengikuti acara bedah buku ‘Bocah Kebon dari Deli’ yang merupakan buku biografi Prof Dr Supandi SH MHum, secara virtual, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Jumat (17/9/2021).

MEDANrealitasonline.id | Buku berjudul ‘Bocah Kebon dari Deli’ menarik perhatian Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. Dia berharap buku ini banyak dibaca orang, terutama generasi muda untuk mendorong semangat menggapai cita-cita.

‘Buku Bocah Kebon dari Deli’ merupakan buku kisah hidup Profesor Supandi, hakim agung Mahkamah Agung RI. Seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan di pinggiran Deli tepatnya di perkebunan Tembung hingga menjadi seorang profesor dan ahli hukum.

Kisah ini, menurut Edy Rahmayadi, perlu diketahui anak-anak muda Indonesia, khususnya Sumut, agar terlahir ‘Supandi-Supandi’ lain dari Sumut. Buku ini menurutnya juga bisa menjadi pelajaran tentang bagaimana seseorang bersikap, karena banyak nilai-nilai kemanusiaan dan agama di dalamnya.

“Harusnya ini banyak dibaca orang-orang terutama generasi penerus bangsa agar lahir Supandi-Supandi lain dari sini. Banyak nilai yang bisa kita dapatkan dari buku ini,” kata Edy Rahmayadi usai acara bedah buku Bocah Kebon dari Deli secara virtual, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Jumat (17/9).

Edy Rahmayadi juga sempat menceritakan betapa sulitnya hidup di era Prof Supandi masih kecil, apalagi dia tinggal di daerah perkebunan. Namun, karena tekad Supandi untuk bisa bersekolah sangat kuat kesulitan itu bisa teratasi.

“Kalau dulu di era Prof Supandi masih kecil orang-orang di kebon itu ulat turi pun di makan karena sulitnya makanan dan beliau sekarang jadi Profesor, hakim agung. Kita yang hidupnya sudah enak, sekolah mudah makanan tercukupi masih malas-malasan. Inilah, perlunya membaca buku ini biar kita tahu, menjadi cambuk untuk kita,” tambah Edy Rahmayadi.

Supandi sendiri mengungkapkan sulit bila dia kembali menceritakan kisah hidupnya karena cukup menyedihkan. Seperti kakeknya, Ki Ibrahim yang terpaksa lari dari Trangkil dan tinggal di Deli karena berseteru dengan mandor Pabrik Gula Belanda. Kemudian ada juga kisah neneknya Mbah Surip yang diculik saat usia 14 tahun dan dibawa ke Deli untuk menjadi pekerja kebon.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X