Wisatawan juga akan dihidangkan masakan udang gala segar hasil sungai, yang sudah diolah dengan cita rasa khas melayu. Sambil minum air kelapa muda yang segar, yang juga langsung diambil dari pohonnya.
"Kenikmatannya pun bertambah dengan tiupan semilir angin saat berada diatas sungai," ungkapnya.
Selain itu, ditambahkan Kadis Pariwisata Hj. Nur Ely Heriani Rambe, wisatawan untuk dapat menikmati pesona dan fasilitas yang disajikan dari berwisata Geol ini hanya cukup membayar sesuai pilihan paket dengan harga yang terjangkau.
Dari harga tiket Rp10 ribu per orangnya, sampai ratusan ribu untuk berbagai macam variasi perpaketnya.
Sembari menjelaskan, wisatawan juga dapat lebih mengenal kepingan sejarah Kesultanan Langkat. Wisatawan akan diajak melintasi jalur sungai sekaligus berziarah memperkenalkan makam Panglima Mangi, yang bernama asli Lazimudin. Makamnya berada di Dusun III Desa Pematang Serai tidak jauh dari pinggiran tepi sungai yang dilintasi.
"Panglima Mangi merupakan panglima yang diangkat oleh Kesultanan Langkat Pertama, Sultan Musa. Beliau Bertugas sebagai Panglima keamanan daerah laut Pematang Serai dari gangguan perompak laut. Beliau adalah keturunan dari silsilah Panglima yang berasal dari Siam yakni Patani Thailand," ungkapanya.
Sementara Sekda meyakini, desa wisata berkelanjutan ini dapat mendorong pelestarian alam dan memberdayakan potensi keunikan budaya serta nilai kearifan lokal yang ada di tengah masyarakat, selain dari Geol ini.
Sekda juga menginstruksikan Dinas terkait untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Pengelola tempat wisata guna mengekspos dan memberdayakan hasil komoditi lokal ke pasar yang lebih luas.