TAPUT - realitasonline.id| Tiga tahun sampai sekarang, luasan 300 hektare persawahan penduduk 3 desa di kecamatan Tarutung-Tapanuli Utara kekurangan air, akibat Bendungan Sungai Aek Siborgung yang jebol belum ditangani Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Kondisi bendungan Aek Siborgung yang dibangun pihak Pemprovsu terletak di Desa Parbubu 1 kecamatan Tarutung ber fungsi memenuhi kebutuhan air ke persawahan penduduk di Desa Parbubu 1, Parbubu 2 dan Hutapea Banuarea Kecamatan Tarutung.
Sejumlah 25 wartawan yang tergabung dalam SMSI Taput dipimpin ketua Jan Piter Simorangkir sebagai menyahuti keluhan masyarakat terdampak, turun kelapangan Kamis ( 25/21) menyaksikan kondisi lahan tanpa air, memaksa masyarakat untuk beralih ke pertanian lahan kering menggantikan pertanian padi yang menopang hidup warga tiga desa.
Potret lainnya, sebagian besar petani, justru membiarkan lahannya terbengkalai, karena selama ini lahan mereka hanya produktif bila digunakan sebagai persawahan padi.
Melakukan jurnalisme investigatif, anggota Serikat Media Siber Indonesia-Taput menyusuri Sungai (Aek) Siborgung mulai dari hulu hingga hilir dan menemukan sejumlah titik kerusakan.
Bendungan Siborgung dibangun tahun 2017 oleh pemerintah Provinsi Sumut, sudah ditumbuhi semak belukar yang mencapai ketinggian hingga tiga meter. Kondisi ini diikuti dengan ditemukannya lebih kurang 250 hektar lahan yang dulunya persawahan produktif berubah menjadi lahan kering yang ditumbuhi semak belukar.
Pada eksisting bangunan, ditemukan kerusakan fatal sepanjang 100 meter dibagian pondasi saluran air hingga ke pintu air penyalur sekunder irigasi.