Untuk menutupi kebutuhan makanan pengungsi di Jalan Kasantaroji, malam itu juga diserahkan beras 150 Kg atau 30 sak, minyak goreng, gula dan mie instan. Tidak berbentuk paket tapi secara kumulatif dan diterima oleh Kepala Lingkungan setempat.
Kemudian menyerahkan bantuan serupa kepada 10 KK warga Kampung Teleng yang juga mengungsi akibat terdampak banjir. Untuk memasaknya, warga pengungsi di Jalan Kasantaroji maupun di Kampung Teleng sama-sama mendirikan dapur umum.
Keesokan paginya sekitar pukul Dinas Sosial bersama Tagana menyerahkan bantuan paket sembako kepada 16 keluarga yang mengungsi di sekitar jembatan Komplek DPR. Bantuan itu langsung diserahkan kepada masing-masing keluarga. Kemudian bantuan paket serupa juga diserahkan kepada masing-masing keluarga yang mengungsi di Kelurahan Tobat. Namun, diperoleh kabar bahwa di paket sembako berupa beras sudah tidak layak dan beberapa mie instannya kadaluwarsa.
“ Hari itu juga kita tarik dan ganti. Dari warga sekitar Komplek DPR bantuan yang tersisa tinggal enam paket lagi kita ganti dengan paket baru kepada masing-masing 16 Kepala Keluarga, di Kelurahan Tobat, paket tersisa delapan lagi, dan sudah tidak utuh karena sebagiannya telah terpakai. Dinas Sosial mengganti bantuan 20 paket, " terangnya.
Ia menjelaskan, saat menarik dan menggantinya, pihaknya berulang kali minta maaf atas kelalaian ini. Warga menerimanya dan memahami niat tulus pemerintah untuk membantu. Hanya saja kami tergesa-gesa dan tidak memeriksa apakah ada kutu beras atau mie instan yang kadaluarsa.
" Kepada seluruh masyarakat, kami meminta maaf dan berjanji lebih teliti di kemudian hari dan permasalahan bantuan paket sembako ini kiranya dapat disudahi, karena sudah diganti dengan yang baru. Maaf beribu maaf,“ tegasnya. (RI)