LANGKAT - realitasonline.id| Jajaran wartawan non unit sesalkan sikap Kapolres Langkat, AKBP Danu Pamungkas Totok SH SIK, yang terkesan bersikap pilih kasih menyikapi peran dan kinerja pewarta Kelompok Kerja (Pokja) Polres Langkat.
Hal ini disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Ketua Aliansi Jurnalis Siber (AJS) Kabupaten Langkat, Dicky Suhendro, di hadapan rekan-rekan media non Pokja di Stabat, Rabu (16/2/2022).
Menurut Dicky, informasi yang disampaikan Ketua PWI Langkat, Darwis Sinulingga, pasca digelarnya pelantikan Unit Pokja Polres Langkat beberapa waktu lalu mengatakan bahwa wartawan unit Pokja Polres Langkat dinilai lebih profesional dan bukan wartawan abal-abal.
"Nah, ini yang kami anggap sangat-sangat mengganggu karena dinilai pernyataan ini menyinggung perasaan rekan-rekan wartawan lainnya. Apalagi saat ini organisasi kewartawanan bukan hanya PWI, tapi sejak era reformasi sudah banyak organisasi wartawan yang juga berbadan hukum berdiri meramaikan dunia publikasi. Karena, definisi profesional itu bukan hanya dimiliki oleh wartawan unit Pokja yang seluruhnya bernaung di PWI Cabang Langkat. Wartawan profesional itu berarti setiap saat melakukan aktifitas jurnalistik secara rutin. Bekerja mencari, mengumpulkan dan menyampaikan informasi melalui tulisan (karya jurnalistik) ke media yang bersangkutan, baik media online, cetak atau elektronik, sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang diatur dalam UU Pers No.40 Tahun 1999," ujarnya.
Saat ini, lanjut Dicky, setiap ada pemaparan hasil tangkapan tindakkan kriminalitas yang dilakukan Polres Langkat, terkesan hanya mengutakamakan unit Pokja. "Semua profesi wartawan Indonesia, berhak mendapat, mencari, mengumpulkan dan menyiarkan informasi apa pun untuk disampaikan ke masyarakat. Bukan hanya wartawan Pokja," terangnya.
Pernyataan Dicky tersebut dibenarkan rekan wartawan lainnya, Reza Pahlevi. Wartawan dari media Berita Nasional, ini menjelaskan bahwa tugas profesi wartawan itu sama.
"Sama-sama mencari berita, membuat berita dan mengirimkan berita yang ke media masing-masing untuk dijadikan karya jurnalistik agar dibaca seluruh lapisan masyarakat. Namun, ada orang yang mengaku wartawan setiap hari mencari berita tapi tidak pernah dibuat beritanya. Ada juga yang setiap hari membuat berita, tapi tidak pernah mengirimkan karya tulisnya sendiri ke media yang bersangkutan. Nah, oknum wartawan seperti ini lah yang bisa disebut tidak profesional. Gak ada sejarahnya wartawan pokja hanya dikhususkan untuk satu organisasi kewartawanan," ujar Reza yang diamini rekan wartawan lainnya.