TAPUT - realitasonline.id | Kelangkaan pupuk yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara banyak dikeluhkan petani.Pasalnya, kebutuhan pupuk sangat dibutuhkan karena mulai Maret fase pemupukan sangat vital agar padi sawah bisa menghasilkan panen maksimal ataupun tidak gagal panen.
Perusda Pertanian selaku salah satu distributor penyaluran pupuk subsidi dan non subsidi disamping GCS dan UD Nasional, sejak awal tetap bertekad menuntaskan permasalahan kelangkaan pupuk.
Namun, diakibatkan wilayah kerjanya tidak mencakup seluruh kecamatan untuk penyaluran pupuk Urea, Phonska, SP-36, ZA dan Organik akan tetapi ketika kelangkaan itu terjadi semua mata mengarah ke Instansi berplat merah tersebut.
Direktur Perusda Pertanian Janpiter Lumbantoruan didampingi Direktur Operasional Bettin Sitompul mengungkapkan kelangkaan pupuk salah satunya akibat stok tidak ada digudang produsen.
"Kelangkaan itu akibat kita cek ke gudang Petrokimia di Siborongborong untuk pupuk jenis phonska, sp-36, Za belum tersedia ataupun kosong. Nah kita dapat kabar hari ini akan turun 100 ton pupuk," ujar Janpiter, Kamis (10/3/2022).
Sebenarnya kendala pupuk bisa tidak sampai meluas jika saja Sales Order (SO) yang menjadi pesanan Perusda Pertanian dipenuhi segera.
"Untuk pesanan kita saja yang belum direalisasikan yakni 275 ton phonska, 8 ton za, 19 ton sp-36 dan urea 182 ton. Dan kalau dari Perusda kita siap kapan saja mengangkut bila pupuk itu telah tersedia," ucapnya.
Janpiter mengungkapkan, jikalau orderan Perusda dipenuhi dijamin tidak akan terjadi kelangkaan pupuk.
"Yang kita sudah salurkan saja pupuk jenis phonska 208 ton, sp-36 112 ton, za 112 ton dan urea 330 ton saat ini," tambahnya.