“Daging sapi yang dipotong kemudian dijual dengan harga miring. Misalnya kalau di pasar biasa harga daging sapi perkilonya mencapai 150 ribu rupiah, bahkan ada yang 170 ribu rupiah atau lebih, nah, lewat program ini kemudian diberikan subsidi sehingga harganya bisa ditekan jadi 120 ribu saja per kilonya. Tentu ini akan meningkatkan akses masyarakat kita untuk bisa mengkonsumsi daging sapi saat Ramadan dan Idulfitri,” terangnya lagi.
Akmal kemudian menyebut, uang hasil penjualan daging potong tersebut kemudian akan dikembalikan ke masing-masing pejabat yang sudah berinvestasi.
“Tentu saja, program ini tidak berorientasi pada provit. Tujuannya bukan cari untung. Akan tetapi yang paling utama adalah membantu masyarakat. Dan yang tak kalah penting, lewat program ini juga para pejabat di Pemkab Sergai bisa belajar bagaimana menjadi seorang wirausaha. Bukankah ASN juga didorong untuk memiliki jiwa entrepreneurship?” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Kadis Kominfo, dengan adanya program ini pun akan turut berdampak pada pengendalian harga bahan pangan terutama daging sapi di pasaran.
“Sudah menjadi tantangan tiap tahun di kala hari besar agama, terutama Idul Fitri, harga bahan pokok akan cenderung naik. Lewat program subsidi daging sapi ini, kecenderungan tersebut bisa diminimalisir. Ini akan menjadi salah satu upaya Pemkab untuk mengendalikan inflasi di Sergai,” katanya.
Akmal menyimpulkan, sama sekali tidak ada pihak yang dirugikan dengan berjalannya program ini.
" ini sifatnya investasi, bisnis dan upaya menciptakan ketahanan pangan. Bahkan masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya pemberian subsidi pada daging sapi menjelang Idul Fitri,” tandasnya. (AY)