PARAPAT - Realitasonline.id | “Kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital merupakan kunci pembuka akses UMKM Indonesia menggaet buyer atau mendapatkan pasar bagi produk yang sesuai,” ujar Novi Herawati, CEO CV Nusantara Jaya Food pada sesi webinar bertajuk “Access to Global Market” yang mengawali pertemuan ratusan UMKM yang bergabung dalam diskusi yang digelar secara hybrid pada tanggal 19 Juli 2022 di Parapat, Sumatera Utara dalam rangkaian perhelatan Women20.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI (Indonesia Eximbank) menggelar sesi pengembangan potensi UMKM yang dimotori kaum perempuan Indonesia ini selama 3 jam. Dalam rangka membangun dan mengembangkan ragam bisnis UMKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Indonesia Eximbank menghadirkan praktisi, penggagas dan penggerak UMKM yang berhasil merambah pasar dunia dengan mengusung prinsip keberlanjutan atau sustainability.
Selain menjadi pembicara di sesi pembekalan umum, Novi Herawati – CEO CV Nusantara Jaya Food yang bergerak di bidang teknologi pengolahan dan produksi pangan dalam kemasan beku (frozen foods) didampingi Widya Hana Sofia - CEO PT Masagenah Group, UMKM yang giat mengelola limbah sawit menjadi produk bernilai tambah yang juga diekspor; Dewi Harlasyanti - CEO PT Diva Prima Cemerlang yang memanfaatkan limbah rambut manusia menjadi produk bulu mata; dan Maharestu Setyorini, Kepala Departemen Jasa Konsultasi LPEI, yang membagikan informasi tentang pengelolaan keuangan termasuk akses pembiayaan.
Keberlanjutan atau sustainability merupakan komitmen dari para mitra binaan Indonesia Eximbank yang menghasilkan produk berkualitas untuk diekspor, dan ditegaskan saat menjelaskan strategi menjangkau pasar potensial.
Chesna F. Anwar, Direktur Hubungan Kelembagaan Indonesia Eximbank mendorong para peserta untuk memperluas jejaring bisnis atau networking usai membuka sesi general mentorship yang juga dihadiri sejumlah penggerak UMKM dari berbagai bidang dan wilayah, serta pengusaha muda perempuan yang tergabung dalam sister-preneurs.
Widya dari Masagenah Group menguraikan awal membangun kesadaran petani kelapa sawit untuk mengumpulkan limbah berupa pelepah kelapa sawit untuk dijadikan barang benilai ekonomi. Kesadaran kolektif masyarakat menjadi penggerak keberhasilan usaha yang dijalankan Widya bersama desa-desa yang bergabung dan menjalin kerja sama dengan BUMDes.
Kisah yang dibagikan Dewi Harlas pun tak kalah menarik. Ketika akan memulai bisnis bulu mata, Dewi melakukan riset tentang potensi pasar bulu mata, dan nyatanya Indonesia adalah pemasok bulu mata terbesar dunia. Keseimbangan waktu bersama keluarga menjadi pertimbangan Dewi saat menjajaki bisnis bulu mata kepada sejumlah ibu-ibu yang bermukim di Purbalingga. Waktu yang fleksibel menjadi daya tarik bagi ratusan perempuan untuk bergabung dalam kegiatan memproduksi bulu mata alami buatan Diva Prima Cemerlang.