ASAHAN - realitasonline.id | Sempat mendapat intimidasi dari dinas terkait, puluhan orang tenaga kesehatan sukarela (TKS) tetap melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati Asahan (28/9/2022). Diinformasikan puluhan tahun di beberapa puskesmas tenaga pekerja tidak pernah mendapatkan upah termasuk insentif dari Pemkab Asahan.
Menamakan dirinya Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan Non+APBD/APBN dan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Islam Sumatera Utara menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasinya juga dengan lakukan aksi jahit mulut yang dilakukan oleh 5 Nakes, di antaranya, 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki.
Salah satu TKS Royhan Marpaung mengatakan bahwa apa yang dilakukan perwakilan dari teman temannya dengan jahit mulut merupakan bentuk kekecewaan Mereka yang telah bekerja puluhan tahun namun tidak mendapat upah juga intensif dari Pemkab Asahan.
"Kami melihat bapak bapak ini menutup mata bahkan mengintimidasi kami yang ingin menyampaikan aspirasi kami sebagai TKS khususnya di dinas Kesehatan, kamilah garda terdepan di bidang kesehatan. Di saat pandemi, kami yang di depan. Dinsaat orang tidur, kami harus bekerja. Semua itu kami lakukan untuk Kabupaten Asahan. Tapi mau menyampaikan aspirasi saja diintimidasi mohon kepada Bapak Wakil Bupati dapat menerima aspirasi kami," ujar Royhan di hadapan Wakil Bupati Asahan Taufik ZA didampingi Kapolres Asahan AKBP Roman Semaradhana Elhaj.
Sementara itu salah satu orator menjelaskan bila membandingkan dengan Kota Tanjung Balai yang hanya memiliki APBD sebesar Rp600 miliar dan PAD Rp100 miliar, tapi bisa menyahuti permintaan tenaga kesehatan sukarela. Sementara di Kabupaten Asahan yang memiliki APBD Rp1,6 triliun, para TKS-nya tidak mendapatkan tunjangan apresiasi seperti insentif.
"Harusnya kita bisa melihat Kota Tanjungbalai. Mereka dengan APBD yang sangat kecil bisa memberikan insentif kepada para TKS dan jumlah TKS-nya hampir sama. Sementara kita di Kabupaten Asahan kita ketahui tidak ada solusi dan perhatian pemerintahnya," kata Andrian Sulen.