Sebelumnya, sama seperti pada pengajian akbar yang diselenggarakan BKMT Kecamatan lainnya di Tapsel, pengajian akbar BKMT Kecamatan SD Hole juga diawali dengan Shalawat Badar, yang dipimpin Syahrul M Pasaribu, diikuti ratusan jamaah dan undangan pengajian akbar termasuk anggota DPRD Tapsel dari Fraksi PAN Syawal Pane dan anggota DPRD Tapsel dari Fraksi Partai Golkar Muhammad Rawi Ritonga.
Di kesempatan itu juga, Syahrul M Pasaribu, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ukama Indonesia (MUI) Tapsel, mengisahkan Bahwa BKMT Tapsel dibentuk tahun 2011 atau pada saat awal ia menjabat Bupati Tapsel periode pertama.
Saat itu katanya, Ketua BKMT Sumut memberikan mandat kepadanya untuk membentuk BKMT Tapsel dan hingga akhir masa jabatannya, BKMT sudah terbentuk di seluruh 15 Kecamatan di Kabupaten Tapsel, dengan anggota sekitar 26.000 orang.
Seiring waktu, terpilihlah Hj. Hasni Delailah Harahap sebagai Ketua BKMT Tapsel periode pertama dan selanjutnya di kepengurusan periode kedua berganti dan dipimpin Hj. Anna Lely Hutasuhut, dan saat ini kepengurusan ketiga dipimpin Rosmayanti br Ritonga.
"Sejak pertama terbentuk sampai sekarang, perhatian ke BKMT tidak pernah surut. Di kepengurusan BKMT Tapsel hasil Musda terakhir pada 22 Desember 2021, saya ditempatkan pada posisi Ketua Dewan Pakar meskipun sudah tidak menjabat Bupati lagi," terang Syahrul.
Dijelaskannya, ada dua tujuan utama BKMT Tapsel didirikan, yang pertama, untuk menambah pengetahuan keagamaan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan lewat syiar Islam, melalui tausyiah ustadz di pengajian akbar yang digelar sekali sebulan di tiap Kecamatan dan ke dua, untuk memperkuat tali silaturrahmi dan ukuwah Islamiyah kaum muslimin di Tapsel.
“Sesungguhnya, BKMT adalah wadah berhimpun majelis taklim yang ada di Desa dan Kelurahan yang dalam perjalanannya dapat menjadi mitra pemerintah dalam hal pemberdayaan perempuan yang terfokus pada dakwah Islam dan pengajian akbar yang diselenggarakan setiap bulan oleh BKMT Kecamatan, juga dijadikan wadah tukar menukar informasi antar anggota majelis taklim dari satu Desa dengan Desa/Kelurahan lainnya dalam satu Kecamatan," katanya.
Ditambahkannya, di samping dibentuk untuk lebih menyemarakkan syiar Islam dan wadah untuk memperkuat silaturahmi, seiring perjalanan waktu, organisasi majelis taklim ini diharapkan dapat berkembang dan membuat terobosan misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota seperti di Kecamatan Arse yang mendirikan Koperasi Amaliyah.