Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Paluta Khairul Harahap yang turun langsung meninjau ke lokasi menyebutkan bahwa kerusakan tampak pada abudment jembatan yang roboh akibat tergerus arus sungai yang sedikit meluap.
Katanya, pihaknya bersama kepala desa an tokoh masyarakat sekitar sudah melakukan rapat terpadu dilokasi kejadian dengan agenda menyiapkan jalur alternatif untuk penyeberangan warga.
“Menurut laporan warga, kejadian terjadi sekitar pukul 01.30 Wib dinihari. Untuk sementara, kita buat jalur penyeberangan alternatif dengan menyediakan perahu dan rakit untuk membantu warga yang hendak menyeberang,” katanya.
Dikatakannya, pihaknya juga sudah menyiapkan puluhan personil beserta dua unit perahu fiber yang di modifikasi dan rakit bambu (getek) juga sudah dipersiapkan untuk membantu menyeberangkan warga dan kenderaan roda dua milik warga.
Ia menambahkan, tidak ada korban jiwa ataupun kerugian materi masyarakat secara langsung. Namun saat ini akses masyarakat masih lumpuh untuk sementara.
“Dari data yang kita terima, ada 9 desa yang terisolir yakni 7 desa wilayah kecamatan Padang Bolak dan 2 desa di wilayah kecamatan Padang Bolak Julu,” terangnya.
Dan kejadian bencana ini juga sudah dilaporkan kepada pihak BPBD Propinsi Sumatera Utara dan kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.
Untuk informasi, adapun 9 desa yang terisolir akibat kerusakan jembatan tersebut yakni wilayah kecamatan Padang Bolak antara lain Hajoran, Sampuran, Garonggang, Nabonggal, Liang Asona, Simandiangin Dolok, Simandiangin Lombang ditambah 2 desa di kecamatan Padang Bolak Julu yakni desa Batu Raccang dan desa Sunggam Dolok. (ASR)