Mengenai tudingan adanya dugaan permainan antara pihak pengamanan, baik security atau pun oknum BKO TNI dengan para 'Ninja Sawit', Hilarius menegaskan, jika hal itu merupakan pendapat pribadi dan terlalu tendensius.
"Jujur aja, saya selaku Manager di Tj Jati tidak pernah dikonfirmasi baik tatap muka maupun melalui HP. Kalau benar-benar oknum wartawan itu menjalankan fungsi sosial kontrol dan menjalankan kode etik jurnalistik, pasti akan berupaya melakukan konfirmasi. Kalau gak ketemu saya, kan ada Humas. Pasti dijelaskan semuanya dan sajian atau mutu pemberitaan akan berimbang dan bermutu," ujarnya.
Dijelaskannya, selaku Manager di Perkebunan Tanjung Jati dirinya juga memakai hati dan kemanusiaan terhadap warga sekitar.
"Kita tidak mencegah atau melarang warga memiliki ternak masuk ke areal kebun memakan rumput. Bisa saja kita melarang warga, agar jangan sampai hewan ternaknya makan rumput di areal perkebunan. Kita tau siapa paling banyak memiliki hewan ternak sapi di sini. Kita melarang warga menggarap areal lahan eks HGU PTPN II Tanjung Jati," tegasnya.
Karena, sambung Manurung, sangat aneh jika ada pihak-pihak yang mengklaim lahan eks HGU di Tanjung Jati adalah miliknya. "Dari mana jalannya. Kita tetap diberi kewenangan untuk menjaga eks HGU aset negara. Kita sudah memiliki surat-suratnya. Kalau ada oknum warga ingin memiliki lahan di atas lahan Eks HGU Kebun Tj Jati, bayarlah ke PTPN II atau negara. Jangan enak aja mau menggarap dan menguasai," tandasnya.(MA)