SIANTAR - realitasonline.id | Keluarga besar Pujakesuma menggelar acara punggahan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H, di Pondok Mahardika Jalan Melati Siantar Barat. Selain menyambut Ramadhan, punggahan diharapkan semakin mempererat silaturrahmi dan menjaga keutuhan warga Pujakesuma tetap guyub.
Demikian dikatakan wakil Ketua DPD Pujakesuma M Nurdin kepada wartawan, Selasa (21/3/2023) di Kota Pematang Siantar.
Ketua DPP Pujakesuma Eko Soepianto SE dalam pesannya mengharapkan agar warga pujakesuma di Kota Pematang Siantar merapatkan barisan dan menjaga keutuhan keguyuban warga jawa. Kepada warga Pujakesuma agar tetap guyub dan menjaga budaya jawa dimanapun serta memelihara kekompakan dan sudah waktunya untuk tampil sebagai pemimpin daerah. Karena putra jawa saat ini telah memiliki potensi yang cukup untuk memberikan kontribusi di Kota Pematang Siantar .
“ Sudah saatnya bersatu, kompak dan merapatkan barisan untuk memajukan warga Jawa terkhusus warga Pujakesuma dan saling manjaga kesamaan dan persaudaraan serta jangan mengganggu dan mengusik ketentraman dan keutuhan keguyuban warga Pujakesuma,” katanya.
Acara silaturahmi dan punggahan itu dihadiri rombongan DPP pujakesuma, Tokoh agama, tokoh masyarakat serta pengurus DPC PKB Pujakesuma dari setiap kecamatan. Diantaranya Kecamatan Siantar Barat dihadiri Ketua Sugiharto dan anggota, Kecamatan Siantra Utara dihadiri oleh Ketua H. Ramli Amk dan anggota, Kecamatan Siantar Martoba dihadiri Sekjen Hatiadi dan anggota, Kecamatan Siantar Sitalasari dihadiri Ketua H. Sumasri SE dan anggota serta seluruh deperan sekota Pematang Siantar juga dihadiri oleh DPD Wanita Pujakesuma, GM pujakesuma dan undangan lainnya.
Sementara Ketua DPD Pujakesuma kota Pematang Siantar, Kusdianto SH dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa orang Jawa Siantar sebaiknya guyup dan bersatu untuk menyusun kekuatan. Orang Jawa adalah orang yang paling setia dan berkomitmen tinggi, apalagi persentase orang Jawa di Siantar sangat besar.
“Dengan demikian kita sebagai orang jawa jangan pernah malu untuk menjadi orang Jawa dan kita harus berani menunjukan jati diri “nak wedi ojo wani wani, nak wani ojo wedi wedi,” jelas Kusdianto.