Serdang Bedagai - Realitasonline.id | Kolaborasi HNSI Serdang Bedagai dan SMSI Sergai diharapkan bisa menekan bebasnya kapal pukat trawl beroperasi yang membuat nelayan di kabupaten itu frustasi karena minimnya hasil tangkapan.
Hal itu terungkap saat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Serikat Indonesia (DPC HNSI) Kabupaten Serdang Bedagai Muhammad Holiluddin berkunjung ke kantor Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sergai di Sei Rampah, Kamis sore (17/8/2023).
Kedatangan Ketua HNSI Serdang Bedagai disambut Ketua SMSI Sergai Zuhari dan Bendahara Muslim Lubis dengan penuh kehormatan.
Baca Juga: Semarakkan Hari Kemerdekaan 17 Agustus Festival Merah Putih DJP Sumut I Pukau Pengunjung
Kunjungan ini kata Holiluddin merupakan bentuk silaturahmi dengan insan pers di Kabupaten Serdang Bedagai dalam kaitan juga memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78.
Ia juga mengungkapkan saat ini kondisi nelayan tradisional yang berada di Kecamatan Pantai Cermin,Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalifah, merasa resah dan mengeluh terkait pukat trawl yang masih bebas beroperasi di perairan terlarang sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 02 tahun 2005 tentang larangan penggunaan alat tangkap Pukat Trawl dan Tarik.
Baca Juga: Momen Ketua PN dan Kapolres Padangsidimpuan Saling Bersulang Kue Ultah
Sedihnya lagi kata Holiluddin, Kapal Pukat Trawl itu diduga kuat masih banyak beroperasi di Perairan Sergai yang diperkirakan hanya berjarak 1-2 mil saja dari bibir Pantai Sialang Buah, Pantai Merdeka Kecamatan Tanjung Beringin, Pantai Cermin, sehingga sangat berdampak terhadap para nelayan Pukat Jaring Udang dan Ikan yang menggunakan alat tangkap tradisional.
Dampaknya lagi lanjut Holiluddin, tidak hanya mengsengsarakan para nelayan tradisional, tapi dengan bebasnya beroperasinya Kapal Pukat Trawl dan sejenisnya telah mengancam Terumbu Karang dan perkembangan ikan kecil-kecil di laut.
Baca Juga: Ini Permintaan Walikota Medan di Ajang Porkot Medan untuk PON 2024
Kondisi ini menyebabkan penghasilan para nelayan tradisional menjadi berkurang setiap harinya. Nah, terkait keresahan nelayan ini sambung Holiluddin, sudah disampaikan kepada pihak yang berkompeten agar ada tindakan nyata dan tegas terhadap Pemilik Kapal Pukat Trawl tersebut.
Ia khawatir jika Pukat Trawl dan sejenisnya dibiarkan bebas beroperasi, maka penderitaan nelayan trasional di Sergai semakin parah bahkan mengancam kelanjutan anak-anak mereka yang masih butuh biaya menuntut ilmu di sekolah.
Baca Juga: Heboh Perayaan Hari Kemerdekaan di Padangsidimpuan , 2000 Orang Berburu Rp 1 Juta Panjat Pinang
"Ini sungguh menyedihkan dan diharapkan pihak yang berkompeten dapat menindak tegas Kapal-Kapal Pukat Trawl yang masih beroperasi di wilayah terlarang di Sergai," Tegasnya.