Tarutung - Realitasonline.id | Bencana alam longsor, yang dipicu hujan deras berkepanjangan beberapa bulan lalu, merobohkan sebagian tembok penahan tanah kompleks RSUD Tarutung-Tapanuli Utara.
Material longsor menutup badan Sungai Sibunibuni, yang bermuara ke Sungai Sigeaon memicu banjir hingga merendam lantai rumah warga sekitar.
Mengingat urgensi serta dampak dari longsornya tembok penahan tanah yang berdampak terhadap kelancaran arus lalulintas ke wilayah kenegerian Siualuompu, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah tidak lama berselang melakukan tindakan perbaikan.
Baca Juga: Kurir 27 kg Sabu Dituntut Hukuman Mati Dipersidangan PN Medan
Seperti terlihat dalam gambar pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 95 persen dan diharapkan sebut salah seorang pekerja di lapangan kepada Realitasonline, Selasa (22/8/2023) sebelum masa pekerjaan selesai 29 September 2023 sudah tuntas dikerjakan.
Tertera dalam papan informasi, volume pekerjaan satu paket bencana alam longsor tembok penahan tanah (TPT) RSUD Tarutung, besaran dana Rp.444.500.000,- masa pekerjaan 02 Juni 2023 selesai 29 September 2023.
Baca Juga: Viral di Media Sosial Mantan Tentara Dimassa Kabur saat Top Up Dana
Masih dari papan informasi yang ditancapkan di lokasi, tertera sumber dana dari belanja tidak langsung APBD Tahun Anggaran 2023. Dikerjakan perusahaan CV FLoryan Jaya direktur James Nababan. Dengan penanggung jawab proyek Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Tapanuli Utara.
Salah seorang warga kenegerian Siualuompu bermarga Hutagalung berharap, kedepannya pihak RSUD Tarutung memberikan perhatian terhadap saluran air yang ada disekitar bangunan, tembok untuk tidak sampai bocor sebagai mengantisipasi endapan air yang kemudian memicu longsor.
Sebab dipastikan, longsornya tembok penahan tanah tersebut dipicu endapan air dari bocornya saluran pembuangan dari lingkungan rumah sakit tersebut.(MN)