Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Sedikitnya 30 rumah warga hancur dan 700 warga terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda Desa Kota Tua Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola Tapanuli Selatan (Tapsel).
Peristiwa bencama alam itu terjadi pada Rabu (18/12/2024) sekira pukul 14.00 WIB. Banjir bandang diduga dipicu oleh hujan deras dengan intensitas tinggi.
Curah hujan yang tinggu itu mengguyur kawasan tersebut selama satu hari penuh. Hal ini diduga yang menjadi penyebab utama luapan air dan merendam sejumlah rumah warga dan infrastruktur jalan.
Baca Juga: Lokasi Rencana Pembangunan Lapas Ditinjau Bupati Asahan
Selain Desa Kota Tua, sejumlah desa lainnya juga turut terdampak akibat banjir bandang masing-masing Desa Sisoma, Desa Harean dan Desa Simaninggir.
Namun, Desa Kota Tua memjadi yang terparah terkena sapuan air bah dari luapan sungai Aek Mardua, di Kecamatan Tantom Angkola Kabupaten Tapsel.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapsel menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Namun korban luka berat 1 orang, warga Desa Kota Tua dan korban luka ringan 1 orang, warga Desa Kota Tua.
Sementara kelompok korban renta yang terdampak di Desa Kota Tua terdiri dari kelompok bayi 24 orang, Balita 94 orang, ibu hamil 24 orang, ibu menyusui 45 orang dan Lansia 65 orang.
Baca Juga: Perayaan Natal Oikumene 2024 di Gedung Serba Guna Pancing akan Dihadiri Puluhan Ribu Umat Nasrani
Salah satu warga setempat menyebutkan bahwa banjir datang tiba-tiba dengan arus yang sangat deras.
" Air tiba-tiba meluap dan masuk ke rumah-rumah warga. Kami hanya bisa menyelamatkan barang-barang seadanya, " ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tapsel Puput Mashuri, Kamis (19/12/2024), menyampaikan, kejadian banjir bandang diduga akibat curah hujan dengan intensitas tinggi menerpa wilayah Desa Kota Tua.
Dampaknya, menyebabkan sungai Aek Mardua meluap dan membawa material kayu dan menerjang pemukiman penduduk di desa tersebut.
Dari data yang mereka lakukan ada sekira 300 jiwa warga Desa Kota Tua yang harus mengungsi dan dari Desa Simaninggir 50 jiwa, dengan total jumlah penduduk yang terdampak hampir mencapai 1500 jiwa yang berasal dari Desa Kota Tua 1180 jiwa dan dari Desa Simaninggir sebanyak 379 jiwa.