sumut

Para Penyuluh Agama Kristen Kemenag Nias Berjuang Layani Masyarakat di Wilayah 3T, Begini Kisahnya

Rabu, 26 Februari 2025 | 14:26 WIB
Tampak para Penyuluh Agama Kristen di Kemenag Kabupaten Nias dengan wilayah 3T berjuang layani masyarakat dengan akses Medan yang berat.

Realitasonline.id - Nias | Kisah para Penyuluh Agama Kristen (PAK) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias menjadi inspirasi dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan agama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).

Melalui Humas Data dan Informasi Kanwil Kemenag Sumut Sudi Agusriang Harefa menceritakan, pertama kali diangkat menjadi Penyuluh Agama Kristen Non PNS sejak tahun 2019 dan menjadi PPPK pada tahun 2023. Ia adalah sosok penyuluh yang berdedikasi tinggi serta beranggungjawab dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

"Dalam kesehariannya saya menjadi motivator bagi teman-teman penyuluh Agama Kristen. Meskipun Sudi Agusriang melayani di daerah pedalamam yang termasuk daerah 3T namun tetap semangat mengabdi memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat," sebutnya, Rabu (26/2/2025).

Baca Juga: Gudang Diduga Pengoplos Gas LPG Subsidi di Medan Digrebek, Temuan Petugas Bikin Kaget

 

Secara geografis lokasi penyuluhan Penyuluh Agama Kristen Kemenag Nias terletak di desa Loloana’a Kecamatan Gido Kabupaten Nias. Desa Lolo’ana’a ini merupakan salah satu desa terpencil yang ada di wilayah Kabupaten Nias.

Desa Lolo’ana’a memiliki jarak dengan Kecamatan Gido kurang lebih 6 Km. Dimana kondisi jalan menuju desa ini sangat memprinhatinkan dimana akses jalan yang bisa dilewati kendaraan baik roda 2 dan roda 4 sekitar 3 Km dan selebihnya hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.

Sudi Agusriang Harefa menceritakan bahwa perjalanannya menuju Desa Lolo'ana'a Kecamatan Gido dengan menggunakan kendaraan roda 2 disambung dengan berjalan kaki.

Sebagian akses jalannya tidak bisa dilalui oleh kendaraan sehingga kami harus menitipkan kendaraan di rumah warga untuk sampai di Kantor Desa Lolo'ana'a sebagai tempat pelaksanaan penyuluhan akses jalan yang ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih sejauh 3 Km.

Baca Juga: JTP-DENS Sebut Pelayanan Prima Bentuk Nyata Kehadiran Pemerintah di Tengah Masyarakat Taput

“Untuk sampai di desa ini kita harus jalan kaki dikarenakan jalannya masih berbatu dan melewati dua aliran sungai yang sudah diberi titian yang sifatnya darurat serta masih ada jalan setapak yang harus dilewati. Rumah warganya tidak padat namun jaraknya berjauhan dan kami melihat di desa Lolo'ana'a Kecamatan Gido dimana aliran listrik masih belum dinikmati oleh warga sekitar,” lanjutnya.

Tampak para Penyuluh Agama Kristen di Kemenag Kabupaten Nias dengan wilayah 3T berjuang layani masyarakat dengan akses Medan yang berat.

Ia menuturkan, meskipun perjalanan yang harus ditempuh sangat sulit, namun kami bersyukur sudah bisa menunaikan tugas di desa Lolo'ana'a. Semua itu menjadi tantangan bagi kami untuk menyampaikan pembinaan Agama agar masyarakat dapat mengalami pertumbuhan Iman.

Sudi Agusriang menyatakan bahwa pelayanan di desa Lolo’ana’a ini menjadi memori kehidupan yang tidak bisa dilupakan. Melayani di desa ini sungguh banyak suka duka. Hal ini menjadi pengalaman menarik mengingat melayani diwilayah tertinggal, terdepan dan terluar akan menjadi motivasi dalam berinovasi untuk bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat.

Halaman:

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB