Realitasonline.id - Batu Bara | Semangat spiritualitas kian terasa di lingkungan PT Inalum, saat Ikatan Warga Islam Inalum (IWII) menggelar Halal Bihalal sekaligus Pelepasan 24 Calon Jamaah Haji di Masjid Nurul Huda, Tanjung Gading, Kecamatan Sei Suka, Kamis (24/4/2025).
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Batu Bara, Baharuddin Siagian, ini menjadi momentum penting untuk menyatukan doa dan harapan, tak hanya bagi para calon haji, tetapi juga untuk kemajuan Kabupaten Batu Bara secara spiritual dan sosial.
Dalam sambutannya, Bupati Baharuddin mengingatkan bahwa ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat, baik secara fisik, finansial, maupun niat yang kuat. Ia pun berpesan agar seluruh calon jamaah senantiasa menjaga kesehatan selama menjalankan rangkaian ibadah di Tanah Suci.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang, Ruas Jalan Protokol dan Jalan Utama di Medan Labuhan Banjir
"Ibadah haji adalah ibadah fisik dan spiritual. Tetaplah jaga stamina, karena fisik yang kuat akan menunjang kekhusyukan ibadah," ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati juga mengungkapkan harapannya agar Kabupaten Batu Bara bisa menyusul jejak Mandailing Natal sebagai “Mekkah-nya Sumatera Utara”.
"Saya berharap Batu Bara bisa menjadi Madinah-nya Sumatera Utara—sebuah kabupaten yang damai, religius, dan penuh keberkahan. Mohon doanya dari seluruh calon jamaah," ucapnya.
Tak lupa, Bupati juga menitipkan doa agar masyarakat Batu Bara dijauhkan dari penyakit sosial serta diberi kehidupan yang lebih bahagia dan bermartabat.
Menambah keberkahan acara, tausiyah disampaikan oleh Ustadz Prof Dr Muzakkir. Dalam pesan religiusnya, ia mengingatkan bahwa haji bukan hanya perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan jiwa yang sarat dengan nilai kesabaran, keikhlasan, dan kebersihan hati.
“Haji adalah momen memperbaiki diri. Bawa semangat itu ke rumah masing-masing, dan jadikan gaya hidup penuh syukur dan taqwa,” pesannya.
Kegiatan ditutup dengan pemberian cenderamata berupa buku oleh Ustadz Muzakkir kepada Bupati Batu Bara dan tokoh masyarakat sebagai simbol kebersamaan dan doa bersama untuk keberkahan daerah.