Realitasonline.id - Madina | Suami dari pasien RSUD Panyabungan Madina diduga korban penelantaran memaafkan pihak rumah sakit bukan berarti ikhlas.
Sairin Rangkuti, sebagai suami korban menerangkan bahwa berita sepihak yang dibuat media online dengan judul sepakat dan sepaham tidak ada konfirmasi dari dirinya bahkan ia menyebutkan dirinya hanya memaafkan sebagi manusia.
"Berdamai minta maaf orang itu, aku menghargai sebagai manusia memaafkan cuma saya memaafkan bukan berarti ikhlas," katanya kepada wartawan saat dihubungi lewat selulernya, Senin (19/5/2025).
Diapun mengaku (Sairin) tidak ada upaya pihak media yang menerbitkan itu untuk mengkonfirmasi dirinya dan pihak keluarganya, bahkan Sairin tidak menempuh jalur hukum sejauh ini karena masih memikirkan keluarga pihak rumah sakit.
"Kami tidak ada menerima konfirmasi dari pihak media yang menyebutkan kami berdamai, akan tetapi kami meminta ke pihak RS agar ke depan tidak lagi mengulangi hal yang sama," tambah Sairin.
Bahkan Sairin Rangkuti mengakui seakan mengalami trauma mulai dari memikirkan 3 orang anak buah hatinya yang saat sudah ditinggal istrinya.
Baca Juga: Bidang Ketahanan Pangan, 160 Petani Drien Kipah Abdya Terima Pupuk Mutiara Gratis
"Sudah paham memang gimana saya mau paham sedangkan pikiranku lagi kacau mikiri anak-anaku, saya mau jabat tangan karena saya menghargai dan saya mau cepat keluar dari rumah sakit itu kalau saya lama-lama di situ takut emosiku gak terkontrol karena Sahminan mengungkit kematian istriku padahal yang dipermasalahkan penanganan bukan kematian," jelasnya.
Hingga berita ini dibuat, pihak RSUD Panyabungan Madina seakan mengelak memberikan informasi bahkan seakan memberi keterangan yang berbeda kepada pihak media lain seakan membenarkan dirinya sebagai direktur RSUD Panyabungan Madina.