Hal ini dijelaskan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek, Khairul Munadi dalam laporannya.
Baca Juga: Upacara Bendera HUT RI ke 80 di USU, Prof Muryanto Amin jadi Pembina Upacara
“Kita arahkan dana abadi pendidikan untuk percepatan dan pemerataan transformasi pendidikan tinggi. Program ini didesain agar konsisten dan berkelanjutan,” jelas Dirjen Khairul.
Senada dengan Mendiktisaintek, Dirjen Khairul juga mengapresiasi LPDP yang berkontribusi tidak hanya sebagai pengelola dana, tetapi sebagai mitra strategis Kemdiktisaintek yang memastikan pendanaan akan dikelola dengan akuntebel, transparan dan berdampak
Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Ayom Widipaminto menekankan bahwa pengelolaan dana abadi perguruan tinggi merupakan instrumen penting untuk mendorong transformasi pendidikan tinggi Indonesia.
Harapannya, pendanaan dari program ini bisa langsung memperkuat kapasitas riset, pengajaran, dan daya saing global 23 PTN BH penerima program Equity 2025.
“Hari ini menjadi titik awal perguruan tinggi, sebagai lokomotif perkembangan riset dan teknologi, dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik,” ungkap Ayom.
Program Equity 2025 merupakan bentuk komitmen Kemdiktisaintek dalam memperkuat kapasitas riset, inovasi, dan daya saing perguruan tinggi nasional.
Baca Juga: TPST USU Bangun Gerakan Zero Waste dari Kampus: Mengolah Sampah, Tumbuhkan Harapan
Melalui program ini, pemerintah memastikan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa serta mendukung kebijakan publik secara berkelanjutan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti, Mukhamad Najib, serta rektor dan perwakilan rektor dari 23 PTN BH yang menerima bantuan dari Program Equity 2025. (AY)