KARO, REALITASONLINE.com
Rencana pembangunan destinasi pariwisata bertaraf internasional dan Ruang Tata Hijau (RTH) yang dilaksanakan di desa Tongging, Kecamatan Merek, Karo 2018 terkesan tidak sesuai dengan rencana semula.Akibatnya anggaran berkisar Rp5 miliar sumber dari APBN 2018 tidak dapat dilaksanakan akibat sebagian masyarakat (pengelola kios di akhirnya menolak penggusuran bangunan lama untuk dibangun kembali berupa kios kuliner di bibir pantai.
Sebelum pembangunan destinasi, sosialisasi berupa pertemuan dengan masyarakat desa Tongging telah dilaksanakan. Kesepakatan pembangunan disepakati dan ditandai dengan penandatanganan bersama. Namun akhirnya, dalam proses pelaksanaan pembangunan, masyarakat mulai menolak diduga diprovokasi oknum-oknum tertentu.
Demikian dijelaskan Bupati Karo melalui Kepala Bappeda Karo, Nasib Sianturi dan Kadis PUPR Karo, Paten Purba ketika dikonfirmasi wartawan di ruang kerja kepala Bappeda Karo, Kamis (31/1) di Kabanjahe. Hal ini juga diakui Kepala Desa Tongging, Jhonson Simarmata ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (31/1) di Tongging.
Pemerintah berusaha membangun ekonomi masyarakat desa Tongging melalui sektor pariwisata yang sangat potensial di desa Tongging yang berada di bibir pantai lintasan jalan lingkar Danau Toba. Desa Tongging dan desa Kodon-kodon merupakan wilayah Kecamatan Merek, Karo berbatasan dengan desa Paropo, desa Silalahi Sabungan, Kecamatan Sumbul, Dairi melalui jalan lingkar Danau Toba sangat potensial sektor pariwisata dibangun.
Kepala Bappeda, Nasib Sianturi dan Kadis PUPR, Paten Purba mengakui, bahwa pembangunan destinasi akhirnya gagal walaupun sebagian bangunan berupa kios kuliner dan toilet dan musholla telah selesai dikerjakan. Lanjutan pembangunan tidak dapat dilanjutkan akibat masyarakat pemilik bangunan rumah makan pada lokasi rencana bangunan destinasi di Tongging tidak bersedia membongkar bangunannya. Padahal, sebelumnya masyarakat menyetujui. Akibatnya, dana yang belum terpakai akhirnya kembali ke pusat.
“Kami sudah kewalahan menghadapi sebagian masyarakat Tongging. Dalam perencanaan, masyarakat tersebut mendukung. Tapi dalam pelaksanaan, menolak dan akhirnya gagal, jelas Sianturi dan Purba bernada kecewa.
Hal senada juga diakui Camat Merek Tomi S AP maupun Kepala Desa Tongging, Jhonson Simarmata saatdimintai keterangan ditempat terpisah menyatakan kekecewaannya atas kegagalan pembangunan itu.. Pihaknya terus terang kecewa akibat sikap sebagian masyarakat pemilik bangunan di bibir pantai Tongging menolak. Kenapa dari semula menyetujui sementara di tengah-tengah pelaksanaannya menolak.