Baca juga: Hari Pertama Operasi Preman, Polres Tapanuli Selatan Jaring 8 Jukir Liar
Dalam paparannya, Puji mengatakan di masa era digital ini, keberadaan sistem informasi bencana sangat diperlukan untuk mengurangi resiko bencana, dan perlu dikomunikasikan kepada seluruh warga Kabupaten Karo, salah satunya melalui media sosial, sehingga korban jiwa bencana dapat diminimalisir.
Puji selaku peneliti komunikasi bencana menyampaikan bahwa ia-nya telah mengevaluasi media sosial yang sering digunakan BPBD Kab.Karo selama ini, menurut nya baru WA grup yang pesertanya terbatas. Sementara Face book pernah digunakan dan sudah tidak aktif sejak tahun 2017, Instagram tidak aktif sejak awal tahun 2020.
Hasil surveinya ke masyarakat Karo pada awal Juni 2021 terdapat 55,8% responden mengenal media sosial BPBD Karo, dan 100% responden percaya dengan informasi yang diunggah melalui media sosial BPBD Karo sebagai media komunikasi bencana.
Inilah bukti bahwa media sosial yang digunakan BPBD Karo dapat digunakan untuk komunikasi antar dan dengan pemerintah juga. Penggunaan media sosial dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk penyampaian informasi terbaru terkait bencana di daerah, pendistribusian bantuan bencana, dan penyampaian kebijakan, program kerja dan strategi pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana.
Dikatakan Puji lagi, bahwa media sosial efektif digunakan sebagai media untuk menggerakkan dan menggalang kepedulian sosial kepada yang membutuhkan bantuan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Karo Juspri M Nadeak sangat mengapresiasi dan menyambut secara terbuka terhadap kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh UPN Veteran Yogyakarta kepada pegawai di BPBD Kab Karo.
“ Ilmu yang diberikan para narasumber terutama terkait penggunaan media sosial dalam penanganan kebencanaan diharapkan dapat diterima oleh para pegawai dan dimanfaatkan dengan baik seperti menyampaikan perumusan kebijakan para stakeholder kepada masyarakat,” kata Kalak.