Demikian halnya dengan pemanfaatan limbah yang lebih optimal, mesin portable, serta bisa digunakan untuk mengekstraksi serat alam lainnya.
" Ekstrak Nenas punya nilai ekonomis lebih, di Subang sudah mampu memproduksi benang 8 hingga 10 Kg perhari diekspor ke Singapura," ungkapnya.
Alan mengakui dibutuhkan kesabaran serta keuletan dalam memintal ataupun menenun benang dari serat Nanas.
Alan mengatakan karena harga satu mesin pengolah ekstrak Nanas cukup mahal, petenun bisa juga membuatnya secara manual.
" Kita akan melakukan praktek pengolahannya baik mesin ataupun manual selama pelaksanaan Bimtek," pungkasnya. (AS)