Ari yang kerap disapa Aery Arka mengungkapkan serat daun Nanas bisa dieksplorasi menjadi tempat gelas, gantungan kunci, handycraft.
" Berkreasilah, kalau saya sebut daun Nenas ' Sampah yang punya nilai tinggi ' ," ujarnya.
Alan Sahroni salah satu pelatih pengolahan serat daun Nanas jadi benang mengakui antusias peserta ikut pelatihan sejak dilaksanakan Rabu kemarin.
Dia meyakini Bimtek tersebut punya nilai plus karena di Taput memiliki sumber daya pengrajin Tenun Ulos, Bordir serta ketersediaan bahan baku.
" Taput punya potensi untuk mengembangkan industri kreatif pemintalan benang dari serat daun Nanas, terlebih daun Nenasnya sama varietasnya dengan di Subang yang telah lebih dulu maju," ungkapnya.
Alan menambahkan nilai konsumtif ekstrak daun nanas banyak bisa dikembangkan baik benang menjadi kain, aneka kerajinan seperti Bros, hiasan gelas.
Krisman Simorangkir mewakili pengrajin sangat senang dengan fasilitasi pelatihan dari Kementrian.
" Awalnya kami tidak tahu apa bisa dilakukan dengan daun Nanas, setelah praktek dan teori ternyata punya nilai tinggi," ujarnya.