MEDAN - realitasonline.id | Ketua PSI Sumut HM Nezar Djoeli ST minta putuskan kontrak proyek multiyears Rp2,7 Triliun, karena selain metode penganggarannya tidak benar, juga progres pencapaian pekerjaan tidak tercapai, sebab tahun 2022 tinggal beberapa hari lagi.
"Ayok selamatkan uang rakyat, DPRD jangan hanya tidur dan diam terpaku. Batali proyek tersebut atau banyak persepsi negative dari masyarakan terhadap lembaga yang seharusnya sangat diharapkan sebagai perwakilan rakyat Sumut," ujar Nezar kepada wartawan, Rabu (28/12/2022).
Dia juga sangat menyayangkan Pempropsu selalu menutupi-nutupi kegiatan mega proyek senilai Rp2,7 Triliun, bahkan progres capaiannya juga ditutupi oleh Pemprop dan Dinas BMBK (Bina Marga Bina Konstruksi), serta Biro keuangan Setdaprovsu.
Menurutnya, Pempropsu dalam CCO kontrak termin pertama tahun 2022 seyogyanya harus 67 persen, tapi sudah di reduce menjadi 33 persen. "Itupun hari ini tidak tercapai progres yang diccokan oleh pihak pelaksana," katanya.
Nezar mengamati, dalam pelaksanaannya dan menurut Pemprop, hari ini progres kerjaan tersebut 23 persen lebih kurang. Artinya, itu pun harus benar-benar diaudit investigasi atas progres tersebut, karena patut diduga dalam realnya dilapangan, masih banyak yang seharusnya penilaian perssentase dalam pelaksanaan tersebut, masih belum selesai dalam hitungan partisial dalam menghitung progres.
Kalau mau jujur, katanya lagi, dihitung secara detil paling, progres hanya sekitar 15-16 persen, seperti ada daerah hanya siap base cosenya atau ada paret yang belum juga siap. Sementara namanya multi years dalam sistim rancang bangun tersebut harus mengeluarkan quality insurance, harus siap dalam bentuk per 1 kegiatan.
Misalnya kegiatan tersebut mengaspal, harus siap dari base cose, drainase ataupun jembatannya sekalian. Progress capaian tidak bisa dihitung secara partisial saja atas seluruh kegiatan.