Dari Aceh untuk Masa Depan Hijau: Mahasiswa dan Industri Duduk Satu Meja Bahas ESG

photo author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 23:06 WIB
Focus Group Discussion (FGD) bertema Kolaborasi Mahasiswa dalam Mendorong Penerapan Prinsip ESG pada Sektor Pertambangan di USK Banda Aceh, Selasa (15/7/2025). (Realitasonline.id/Dok)
Focus Group Discussion (FGD) bertema Kolaborasi Mahasiswa dalam Mendorong Penerapan Prinsip ESG pada Sektor Pertambangan di USK Banda Aceh, Selasa (15/7/2025). (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - BANDA ACEH | Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Mahasiswa dalam Mendorong Penerapan Prinsip ESG pada Sektor Pertambangan”, Selasa (15/7/2025).

Forum ini menjadi ajang strategis mempertemukan mahasiswa, akademisi, dan pelaku industri dalam membahas peran penting prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di sektor pertambangan.

Tiga narasumber utama hadir memberikan perspektif lintas sektor di antaranya Nurchalis selaku Anggota Komisi III DPRA, Tengku Khaddafi selaku Division Head CSR PT Mifa Bersaudara dan Nurul Kamal selaku Akademisi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala (USK).

Baca Juga: Berkah Perjuangan Haji Mukhlis: di Bireuen Aceh, Sekolah Rakyat Aktif Mulai 2025

Ketua Umum DPD IMM Aceh, Muhammad Dwi Cahyo dalam sambutannya menekankan pentingnya mahasiswa turut mengambil peran dalam isu-isu strategis, termasuk pertambangan yang erat kaitannya dengan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

"Mahasiswa tidak hanya harus kritis, tapi juga progresif. ESG adalah masa depan industri, dan kita harus ikut membentuknya,” ujarnya.

Sementara itu, Nurchalis menyoroti perlunya pengawasan serius terhadap implementasi ESG oleh perusahaan tambang di Aceh. Menurutnya, komitmen lingkungan dan sosial tidak boleh hanya menjadi jargon.

Baca Juga: Simpan 2 Bungkus Sabu di Kipas Angin, Warga Susoh Ditangkap Polres

"Penerapan ESG harus konkret. Regulasi mesti diperkuat, dan masyarakat, termasuk mahasiswa, wajib dilibatkan dalam pengawasan. Kita butuh lapangan kerja, tapi tidak boleh mengorbankan masa depan lingkungan,” tegasnya.

Dari sisi industri, Tengku Khaddafi menegaskan bahwa PT Mifa Bersaudara berkomitmen menjalankan ESG secara konsisten.

"Kami tidak hanya fokus pada produksi, tapi juga aktif dalam program sosial, pelestarian lingkungan, dan beasiswa untuk masyarakat sekitar. ESG bukan lagi pilihan, tapi keharusan bagi perusahaan yang ingin berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca Juga: Mitsubishi Outlander Sport 2025: SUV Kompak dengan Desain Mewah, Performa Tangguh, dan Teknologi Canggih

Hal senada disampaikan Ir. Nurul Kamal, yang menilai PT Mifa sebagai salah satu perusahaan tambang di Aceh yang telah menjalankan ESG dengan baik.

"PT Mifa layak menjadi contoh penerapan ESG di Aceh. Komitmen mereka terhadap lingkungan dan masyarakat patut diapresiasi,” jelasnya.

FGD ini diharapkan menjadi titik awal kolaborasi berkelanjutan antara mahasiswa, akademisi, dan pelaku industri dalam mendorong sektor pertambangan yang lebih bertanggung jawab dan berpihak pada masa depan Aceh yang berkelanjutan. (IC)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB

Terpopuler

X