Pawai Obor Iringi Tradisi Tolak Bala di Tangan-Tangan Abdya

photo author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 06:52 WIB
Sejumlah santri di Balai Pengajian Nurul Quran, Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Abdya bersama warga membuang obor ke lautan di pesisir pantai Padang Kawa dalam rangka memperingati malam tolak bala atau Rabu terakhir di bulan Safar, Selasa (19/8/2025) malam.
Sejumlah santri di Balai Pengajian Nurul Quran, Desa Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Abdya bersama warga membuang obor ke lautan di pesisir pantai Padang Kawa dalam rangka memperingati malam tolak bala atau Rabu terakhir di bulan Safar, Selasa (19/8/2025) malam.

Prosesi tolak bala pada masa lalu dilakukan dengan cara kegiatan berdoa bersama baik di masjid, musala, sungai, pantai, ataupun di tempat pemandian yang dipimpin oleh seorang teungku atau pemangku adat dengan membacakan doa-doa yang relevan dengan tolak bala.

Pada akhir prosesi tolak bala yang dilakukan dengan memanjatkan doa bersama itu, akan dilanjutkan dengan kenduri berupa makan bersama-sama dari bekal berupa nasi beserta lauk pauknya yang sudah dibawa dari rumah masing-masing.

Setelah itu bersama dengan keluarga atau kerabat melakukan mandi bersama sebagai simbolisasi pembersihan diri dari wujud bala yang datang dengan membuang seluruh aura negatif dan penyakit dari fisik dan psikis dengan membersihkannya dari tubuh dan jiwa ke aliran sungai, laut, ataupun pemandian.

Pada masa sekarang ini, Rabu Abeh atau tolak bala tidak lagi bermakna sakral namun sudah berwujud provan sebagai salah satu sarana peningkatan kesadaran rekreasi pada tataran lokal, terutama meningkatnya daya tarik wisatawan lokal terhadap tempat-tempat rekreasi yang ada di wilayah Abdya, seperti sungai Babahrot, pemandian Kuala Batee, pemandian Alur Sungai Pinang, pantai Lama Tuha, Pantai Cemara Indah, Pantai Jilbab, Pantai Bali, Krueng Beukah, Pantai Ujong Tanoh, Pasi Ujong Manggeng, Pantai di pesisir Tangan-Tangan, sampai Krueng Baru, Pulau Gosong dan sejumlah objek wisata lainnya di kawasan pantai Barat-Selatan Aceh.

Pada pelaksanaan Rabu Abeh saat ini, telah membuat pihak penegak hukum syariah di Abdya harus bekerja ekstra dan bertindak preventif untuk mengontrol kegiatan itu, dalam mengaplikasi syariat Islam dengan meminimalisir terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Aktivitas yang banyak dilakukan pada hari tersebut, banyak orang yang mandi ke laut atau sekedar berlibur.

 

Baca Juga: Pemko Medan Siap Bersinergi Dengan PD GP Al-Wasliyah Medan Dalam Pengembangan UMKM dan Pelatihan Kepemudaan

 

“Setiap bulan Safar, masyarakat Aceh melakukan doa bersama dipinggir pantai dan membawa bekalan untuk dimakan bersama-sama dengan keluarga. Tapi, untuk sekarang sebagian warga ada yang memaknai Rabu Abeh itu dengan kegiatan rekreasi bersama. Namun ada juga bagi kalangan muda yang salah dalam pemanfaatan Rabu Abeh, sehingga membuat aparat hukum yang bertindak tegas dalam menegakan aturan,” ujar Ikhwandi salah satu warga Tangan-Tangan.

Sehari menjelang hari Rabu Abeh, bagi sebagian masyarakat Abdya juga membuat sebuah persiapan yang tidak jauh berbeda dengan persiapan menjelang lebaran atau menyambut puasa Ramadhan. Ragam jenis makan dibuat untuk disajikan di hari Rabu Abeh yang nantinya untuk disantap bersama keluarga serta kerabat. Seperti, lemang, ketupat, tapai ketan, timpan, kolak, bubur, ragam jenis gulai daging dan banyak jenis makanan lainnya yang dimasak menurut selera dan serta tradisi kearifan lokal setempat.

 

Dihari persiapan itu, masyarakat beramai-ramai memadati pasar untuk mendapatkan kebutuhan bumbu dapur hingga berburu daging dan ikan dengan ukuran besar. Mereka tidak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan biaya hanya untuk mendapatkan ragam makanan yang secara khusus dipersiapkan.

Namun sebagian warga Abdya juga ada yang mengabaikannya, karena menganggap ritual Rabu Abeh tidak di syariatkan dalam agama Islam. Sementara itu ada juga sebagian bagi anak-anak hingga orang dewasa yang memanfaatkan ritual Rabu Abeh ini untuk ajang mandi laut ataupun sungai sepuasnya.

“Tujuannya tetap untuk menolak bala termasuk wabah penyakit. Mari berdoa bersama disamping usaha yang saban hari dilakukan, semoga saja musibah dijauhkan dari kita,” ujar warga lainnya. (Zal)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB
X