"Kita mensyukuri, Abdya dalam kondisi Kamtibmas yang baik namun di daerah lain justru banyak terjadi aksi. Dengan kondisi ini, ita berharap negara akan baik-baik saja," ujarnya.
Dengan demikian, Bupati Safaruddin berharap semua pihak memaklumi dengan kondisi efesiensi anggaran sampai tahun depan. Kepada Kepala Badan Keuangan yang baru Bupati Safaruddin berpesan untuk tidak lagi menargetkan hal-hal yang konyol.
Ditambah lagi, Bupati Safaruddin akan melunasi utang daerah yang tersisa 6 miliar lagi dari 38 miliar. InsyaAllah tahun 2026 tuntas. Sehingga tahun 2026 akan stabil untuk proses pelayanan publik kedepan.
Disamping itu, Bupati Safaruddin juga memberikan target upaya peningkatan mutu pendidikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Gusvizarni. "Jika dalam dua tahun tidak ada perubahan dan peningkatan, saya minta maaf untuk menggeser saudara," tegasnya.
Pendidikan diharapkan bukan hanya mengelola anggaran 20 persen sesuai amanah itu. Lebih dari itu harus berimprovisasi juga demi mengejar dalam peningkatan SDM hingga tingkat nasional. Begitu juga dengan Kadis Lingkungan Hidup yang punya tantangan untuk menata tempat pembuangan sampah agar lebih baik kedepannya.
Jadi, lanjutnya, semangat kolaborasi itu akan tercermin dengan terlaksana satu pintu informasi dan Kominfo sebagai corong informasi itu. Dalam mendukung hal itu, pihaknya juga akan melakukan penyegaran-penyegaran baru dalam dua Minggu kedepan.
"Agar tidak mengambang, maka informasi itu harus disampaikan ke publik secara utuh. Jadi Kominfo yang berkolaborasi dengan Prokopim untuk menyesuaikan informasi satu pintu itu," tutur Safaruddin.
Poin terakhir, yang tidak henti-hentinya disampaikan Bupati Safaruddin yakni mengajak para SKPK bisa ikut nimbrung dengan kegiatan yang sedang digalakkannya. Salah satunya shalat subuh berjamaah. "Target kita, selain shalat subuh, juga mengunjungi rumah-rumah duafa dalam wilayah terpencil. Kemudian, secara bersama, kita juga akan menuntaskan ekonominya. Tentunya semua itu kita lakukan secara bergotong royong. Dalam lima tahun kepemimpinannya tidak ada lagi rumah duafa," demikian tandasnya. (Zal)