BLANGPIDIE - realitasonline.id | Hasil ubinan sementara, produksi padi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang sudah mulai panen pada Musim Tanam (MT) Gadu Tahun 2020 mencapai 8 ton per hektare (Ha). Prediksi ubinan tersebut diketahui dari hasil panen yang sudah mencapai 20 persen disembilan kecamatan dalam kabupaten setempat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Abdya, drh Nasruddin kepada wartawan (9/7) mengatakan, angka 8 ton per hektare merupakan nilai sementara karena di beberapa wilayah masih belum semua melakukan panen. "Semoga saja angka itu bisa bertambah lagi, sebab panen di wilayah kita baru 20 persen," kata Nasruddin.
Dijelaskan Nasruddin, untuk mencapai IP3 atau lebih dikenal 3 kali tanam dalam setahun terus diupayakan. Hal ini menjadi agenda penting bersama untuk meningkatkan indek pertanaman yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Menurutnya, hasil ubinan sementara ini diperoleh melalui uji coba dari sawah Blang Beuah, Cot Jirat, Lhung Tarok, Kecamatan Susoh dan Kecamatan Blangpidie, termasuk Desa Mesjid dan Drien Jaloe, Kecamatan Tangan-Tangan. "Alhamdulilah, dari jumlah lahan lebih kurang 200 hektare itu, sudah dipanen hasilnya sangat memuaskan,"paparnya.
Nasruddin menjelaskan, dengan adanya penerapan IP3 dan berhasil diharapkan membuat daerah lain termotivasi untuk melakukannya. Sehingga harapan kedepan kalau irigasi teknis sudah bagus maka penanaman tiga kali setahun sudah maksimal dilakukan.
Selain dari pada itu, kata Nasruddin, Pemkab Abdya terus berupaya melakukan inovasi-inovasi untuk hal-hal yang bisa menurunkan biaya-biaya produksi sehingga margin keuntungan yang diperoleh petani menjadi lebih besar.
Untuk itu, kata dia, semangat untuk terus mendorong agar Kabupaten Aceh Barat Daya tetap menjadi Lumbung Pangan Aceh dan NasionaI karena Kabupaten ini terus berinovasi dalam pertanian khususnya menanam padi terutama di masa pandemi Corona ini.
