BLANGPIDIE - realitasonline.id|
Minimnya mesin pemanen padi (Combine Harvester) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), membuat sejumlah petani kewalahan dan kecewa lantaran padi yang telah menguning namun tidak bisa dipanen dengan segera dan terancam rontok.
Melihat kondisi itu, Juli Nardi anggota DPRK Abdya, kepada wartawan, Rabu (13/4) mengaku kecewa dan menilai instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) setempat kurang tanggap terhadap persoalan minimnya mesin pemanen padi dimaksud. Menurutnya, keluhan yang disampaikan para petani tersebut sangat wajar. Sebab, persoalan itu hampir tiap masan panen terjadi, mulai dari minimnya mesin dengan alasan rusak dan sebagainya, serta adanya upaya tebang pilih saat memanen padi milik petani.
“Harusnya Distanpan Abdya bertanggungjawab dan mencarikan solusi terbaik terhadap persoalan ini. Apalagi pertanian ini masuk dalam misi Bupati dan Wakil Bupati Abdya yaitu meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor riil pertanian. Jika pihak dinas abai dan kurang tanggap, sama saja mereka tidak mendukung visi dan misi bupati sebagai kepala daerah. Kejadian ini sudah berulang kali terjadi, tidak sedikit pula keluhan petani yang kami terima, jadi hendaknya pihak dinas jangan menutup mata,” tegasnya.
Ditambahkan, setiap persoalan yang dihadapi, pasti ada solusi terbaik yang dapat menenangkan hati masyarakat kecil seperti para petani. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, tentu hal itu tidak kunjung tuntas dan menjadikan masalah lebih besar. Terlebih masa panen kali ini bertepatan langsung dengan puasa Ramadan 1443 hijriah. Pastinya petani sangat menginginkan adanya kemudahan mesin pemanen padi, sehingga proses panen padi lebih cepat dan mudah.
Secara terpisah, Kadistanpan Abdya, drh Nasruddin mengaku saat ini masih kekurangan mesin pemanen padi (Combine Harvester). Saat ini terdapat 11 unit mesin pamanen padi yang siap beroperasi untuk memanen padi milik petani