BLANGPIDIE - realitasonline.id | Tim Panitia Khusus (Pansus) DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa (7/2/2023) membeberkan sejumlah hasil temuan yang dinilai janggal dan merugikan masyarakat, salah satunya mengenai layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tengku Peukan (RSUDTP) kabupaten setempat.
Selain tidak memuaskan, kalangan dewan juga menemukan persoalan lain di bawah kendali manajemen rumah sakit yang dinilai mengabaikan kesejahteraan pekerja.
Zulkarnaini anggota Tim Pansus Fraksi Abdya Sejahtera dalam rapat paripurna yang dihadiri Pj Bupati Abdya, H Darmansah SPd MM dan para pejabat lainnya menyebutkan, kalau RSUDTP Abdya ibarat sebuah home industri atau layaknya perusahaan pribadi yang dikelola oleh sekelompok orang yang didalamnya terjadi konspirasi yang sangat kental.
Hal itu disampaikan Zulkarnaini, sesuai dengan temuan saat melakukan Pansus. Katanya, pejabat teras RSUDTP Abdya terindikasi mempunyai hubungan keluarga yang sangat erat satu dengan yang lainnya.
Pada pengelolaan ATK ada hal yang sangat mengerikan yang terjadi di RSUDTP. Pihaknya mengambil satu sampel saja yaitu adanya indikasi markup penggunaan ATK diluar akal sehat seperti penggunaan kertas pada pengajuan rencana bisnis dan anggaran (RBA) RSUDTP mencapai Rp.200 juta.
Bila diakumulasikan dengan jumlah kertas yang digunakan mencapai 3.300 rim dan bila dikalkulasikan dengan harga 60.000 per rim yang menurut hemat pihaknya hampir mencapai satu container.
Sementara pada fakta di lapangan saat dilakukan Pansus, penggunaan kertas hanya mampu dihabiskan sebayak 20 rim perbulan bila dikalikan 12 bulan hanya menghabiskan 240 rim.
