Putra kelahiran Gampong (Desa) Alue Krup Kecamatan Peusangan Siblah Krung itu hanya menyebutkan jumlah kursi mendukung pencalonan dirinya.
Namun sumber lainnya yang diperoleh Realitasonline.id mengungkapkan, selain 9 kursi dari Partai Golkar, Teungku Haji Mukhlis juga didukung oleh Nasdem (5 kursi), PKS (4 kursi), Demokrat (2 kursi), PPP (2 kursi) dan PAN (1 kursi), total 23 kursi.
Andai benar yang diungkapkan sumber anonim ini, maka partai di luar kubu Mukhlis Takabeya, yaitu PKB (7 kursi), PA (6 kursi), PAS Aceh (3 kursi), dan PNA (1 kursi).
Kursi dari partai politik ini masih cukup untuk mengajukan dua pasangan lagi, apabila PA berkoalisi dengan PAS Aceh, dan PKB dengan PNA. Namun, hampir bisa dipastikan PKB tidak bisa berpisah dengan PAS Aceh.
Kita ketahui politik yang abadi hanya kepentingan. Jasa tidak dikenal. Begitu pula "benang merah" bisa berubah menjadi benang kusut.
Sekarang suhu politik di Bireuen memang terlihat adem adem saja. Kelihatan tak ada gejolak apapun. Mukhlis Takabeya tidak boleh berasa sudah di atas angin, karena sudah punya dukungan penuh.
Baca Juga: Masuk DPO, Polda Sumut Minta Masyarakat Informasikan Persembunyian Mantan Bupati Batu Bara Zahir
Bukan saja 23 kursi yang sudah memihak kepada pengusaha sukses itu. Dia juga dielu-elukan sampai ke akar rumput.
Partai di luar kubu pendukung calon Bupati Bireuen H Mukhlis harus diyakini sedang tidak sedang diam, sebab tidak orang yang ingin kalah konyol.
Partai itu bisa saja sedang mengatur siasat untuk mengadang H Mukhlis agar tidak jadi Bupati Bireuen periode 2024-2029.
Cara yang paling jitu untuk menggagalkan Ketua DPD ll Partai Golkar Bireuen itu menjadi Bupati Bireuen hanya dengan menghadapkan Mukhlis dengan Kotak Kosong.
Trik ini paling jitu. Sebab bagi pemilik suara Ku',eh (nakal) hampir bisa dipastikan tidak akan memberikan suara untuk H Mukhlis.
Kelompok orang ku'eh merasa seneng apabila kotak kosong berhasil memenangkan Pilkada serentak 2024 sehingga Bireuen dipimpin lagi oleh Penjabat (Pj) Bupati.
Nah mungkinkan politikus Bireuen yang tidak mampu berkoalisi akan mengganjal Haji Mukhlis dengan cara Ku'eh? Tapi gaung "Keu kee tan, keu kah pih bek" (untuk aku tidak, kamu pun jangan) sudah terdengar di kedai kedai kopi seputaran kota Bireuen. (AJ).