Realiatasonline.id - ACEH TENGGARA | Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh diharapkan dapat membawa manfaat bagi warga setempat.
Program ini langsung didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang hampir setiap tahunnya masuk ke wilayah Kabupaten Aceh Tenggara.
Program ini dinilai banyak kalangan sangat strategis, karena manfatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Kapolsek Dramaga Bersama Forkopimcam Launching SPPG MBG di SDN Neglasari 02
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan tata kelola air irigasi melalui pendekatan padat karya tunai yang dibiayai oleh APBN.
P3-TGAI sendiri bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem irigasi di berbagai daerah, guna mendukung produktivitas pertanian dibawah Balai Wilayah Sungai Sumatera I.
Program tersebut dikerjakan oleh kelompok Tani Desa, artinya secara teknis dikerjakan secara swakelola oleh P3A/GP3A/IP3A, dengan bimbingan dari Tim Pelaksana Balai (TPB) dan Konsultan Manajemen Balai (KMB).
Dengan harapan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara, khususnya di sektor pertanian.
Program ini masuk ke wilayah Aceh Tenggara tepatnya di Desa Lawe Kesumpat Kecamatan Lawe Sigala-gala pada tahun 2024.
Baca Juga: Risiko Kerja Bisa Datang Kapan Saja, Peran BPJS Ketenagakerjaan Menjadi Sangat Penting
Pekerjaan itu dikerjakan oleh kelompok tani. "Kami merasakan banyak manfaat baiknya," kata warga pada Kamis 21/08/2025.
Program Padat Karya
Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) sendiri merupakan program padat karya tunai yang bertujuan untuk memperbaiki, merehabilitasi, atau meningkatkan fungsionalitas jaringan irigasi berbasis peran serta masyarakat petani.
P3TGAI merupakan salah satu program yang mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan nasional untuk Indonesia Emas 2045.
Saat ini pertanian di Indonesia masih mengalami keterbatasan akses air irigasi yang disebabkan oleh musim kemarau dan kualitas jaringan irigasi eksisting yang kurang efisien, sehingga mengurangi produktivitas pertanian.