Realitasonline.id - BIREUEN l Wakil Bupati (Wabup) Bireuen, Razuardi mengunjungi Posko pengungsian banjir, di Masjid Taqwa Muhammadiyah Juli dan di Mesjid Agung Bireuen, Selasa (2/12/2025).
Di dua lokasi pengungsian banjir tersebut masih bertahan dua ratusan pengungsi, yang didominasi warga luar Kabupaten Bireuen, terutama warga Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Di Posko Masjid Taqwa Muhammadiyah Juli , Wabup Razuardi, sempat berbincang bincang dengan pengungsian. Selanjutnya, Wabup Razuardi bergerak menuju Posko pengungsian di Mesjid Agung Bireuen, yang terletak di Komes, Desa Bireuen Meunasah Capa, Kecamatan Kota Juang.
Baca Juga: Bupati Simeulue Lantik Subroto Sebagai Pj. Kades Salur Latun
Di tempat ini Razuardi memberi arahan kepada penanggung jawab dapur pengungsian. Razuardi juga sempat mencicipi masakan di dapur pengungsian di Mesjid Agung Bireuen.
Ridwan Ibrahim, warga Komes yang juga sebagai pengelola Posko pengungsi di Mesjid Agung Bireuen, menyebutkan menu makanan cukup.
"Untuk makanan di sini, semuanya ditanggung oleh Bang Bar (Haji Subarni A Gani), seorang pengusaha sukses di Bireuen. Ridwan Ibrahim juga menyebutkan, selain bantuan Bang Bar, ada juga bantuan dari donatur lainnya.
Baca Juga: SPBU PERSTASOP Labuhanhaji di Serbu Pengendara
Ia juga menginformasikan dari hari pertama sampai hari ke tiga bencana banjir, jumlah pengungsi di Posko Mesjid Agung Bireuen yang merupakan warga luar daerah mencapai lima ratusan jiwa.
"Tapi hari ini tersisa dua ratusan orang. Selebihnya telah kembali ke daerah mereka masing masing. Ke Bener Meriah, Aceh Tengah dan Daerah lainnya. Mereka berjalan kaki,"tutur Ridwan Ibrahim.
Baca Juga: TelkomGroup Bersama Pemerintah Percepat Pemulihan Layanan Pasca Bencana Sumatra
Seorang warga Takengon yang terjebak di Bireuen sejak Kamis (27/11) dan ditampung di Mesjid Agung Bireuen, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bireuen, khususnya pengelola dapur pengungsi di Mesjid Agung dan di Masjid Taqwa Muhammadiyah Juli.
"Selama di pengungsian ini kami diberikan makan yang sangat puas. Dari menu sampai pelayanan sudah standar rumah makan,ujar pria itu yang mengaku hari ini dia juga akan kembali ke dataran tinggi Gayo, walau harus berjalan kaki sejauh 100 kilometer. (AJ)